Anak Nakal Dikirim ke Barak Militer, Ahli Ungkap Potensi Trauma dan Rasa Ditinggalkan

6 hours ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta - Belakangan ini, kebijakan anak nakal dikirim ke barak militer atau tempat pendidikan semi-militer oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan. Beberapa orang tua menganggap pendekatan yang diinisiasi oleh Kang Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM ini ampuh untuk mendisiplinkan anak, sementara yang lain khawatir akan dampak psikologis jangka panjangnya.

Tara de Thouars, psikolog klinis yang ditemui di Kemang, Jakarta Selatan pada Kamis, 22 Mei 2025 memberikan pandangan seimbang terkait praktik ini. “Intinya segala bentuk intervensi itu pasti ada plus minusnya,” kata Tara.

Berikut penjelasan lengkapnya:

Sisi Positif: Anak Dilatih Disiplin dan Kontrol Diri

Menurut Tara, salah satu kelebihan dari pendekatan ini adalah anak terlatih dalam situasi yang menuntut kedisiplinan tinggi. “Sisi plusnya adalah anak ini mau tidak mau dibiasakan dalam kondisi yang disiplin,” jelasnya.

Dalam banyak kasus, anak yang terbiasa dimanja atau selalu dituruti justru tumbuh tanpa kemampuan mengontrol diri yang baik. Tara menekankan bahwa kedisiplinan dalam kadar yang tepat dapat membantu membentuk resiliensi dan daya tahan mental anak.

“Karena ternyata terlalu memanjakan, terlalu memberikan apa yang anak butuh, nurutin anak, malah membuat anak tidak punya kontrol diri yang baik,” tambahnya.

Risiko: Potensi Trauma dan Rasa Ditinggalkan

Namun, Tara juga mengingatkan bahwa pendekatan ini tak lepas dari konsekuensi psikologis. “Tentu, negatifnya misalnya jadi akan terpisah dari keluarga, atau beberapa anak yang merasa, ‘Kok orangtuaku malah membiarkan aku?’ Ada saja mungkin yang bisa menimbulkan trauma,” ujarnya.

Anak bisa merasa ditolak atau dibuang, yang pada akhirnya menimbulkan luka emosional jika tidak diikuti dengan pendekatan suportif setelahnya.

Fokus pada Tujuan dan Pendekatan yang Seimbang

Menurut Tara, penting untuk tidak serta-merta menolak atau mengidealisasi metode ini. Yang paling penting adalah memahami tujuan dari intervensi yang dilakukan. “Kalau kita mau bilang efek negatifnya, semua pasti ada. Tapi kita juga perlu terbuka untuk melihat, apa sih goal-nya? Efek baiknya yang bisa didapatkan, supaya lebih bisa mendapatkan segala manfaatnya,” jelasnya.

Pilihan Editor: Tips Atasi Trauma Makan pada Anak ala Nikita Willy, Pakai Cara Reset Week

NAJWA AZZAHRA 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |