Kursi sejumlah menteri yang didukung Jokowi mulai goyang. Akibat politik balas budi
17 Mei 2025 | 10.00 WIB
HAMPIR enam bulan berkuasa, Presiden Prabowo Subianto masih belum bisa lepas bayang-bayang predesesornya, Joko Widodo. Sejak penyusunan kabinet hingga sekarang, Jokowi ditengarai masih kerap campur tangan dalam pemerintahan. Cawe-cawe Jokowi itu turut menjadi beban bagi pemerintahan Prabowo.
Seorang politikus yang dekat dengan Prabowo bercerita, awal Januari lalu ia membuat survei soal kepuasan terhadap pemerintahan Prabowo. Memang, kepuasan terhadap Prabowo sendiri cukup tinggi, lebih dari 70 persen. Namun, tidak demikian para menterinya di Kabinet Merah Putih yang dinilai negatif.
Responden survei menganggap citra kabinet sangat kental dengan partai politik serta Jokowi. Dampaknya, Kabinet Merah Putih sulit mendapatkan trust dari publik. Kepercayaan itu pun berpengaruh terhadap sikap investor yang mau menanamkan modal. Kondisi ini dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira Adhinegara.
Baca juga: Setelah Prabowo Murka karena Isu Matahari Kembar
Kami pun mendapatkan informasi bahwa Istana sebenarnya gerah dengan kinerja sejumlah menteri yang dulunya didukung oleh Jokowi. Berbagai sikap dan kebijakan mereka malah menjadi blunder yang merugikan citra Presiden. Namun, tak mudah mencopot mereka. Sebab, Jokowi diduga kerap pasang badan agar orang-orangnya tak terpental dari kabinet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masa presidensi Prabowo masih panjang, hingga 20 Oktober 2029. Memang tak ada jaminan pemerintahannya akan lebih baik jika ia mengganti sejumlah menteri Jokowi. Setidaknya ia lebih leluasa dalam memimpin negara ini. Namun rasanya sulit bagi Prabowo untuk lepas dari Jokowi. Sebelum berkuasa, Prabowo bahkan sudah menjalankan politik balas budi terhadap Jokowi.
Anda bisa membaca laporan soal kegerahan Istana terhadap orang-orang Jokowi dan beban yang muncul dari politik balas budi Prabowo dalam laporan Majalah Tempo pekan ini.