TEMPO.CO, Jakarta - Dua siswa MTS Riyadlotut Thalabah, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang pembina asrama sekolah. Kuasa hukum korban dari Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH NU) Didik Edi Kuswanto mengatakan salah satu korban mengaku mengalami pelecehan seksual pada Sabtu, 2 Mei 2025.
Didik mengatakan terduga pelaku melakukan pelecehan seksual ketika membangun korban untuk salat Subuh. MTS Riyadlotut Thalabah, kata dia, memiliki asrama dan berkonsep seperti pondok pesantren. Kedua korban merupakan siswa perempuan berusia 14 tahun. “Korban mengaku disentuh pada bagian dadanya,” kata Didik saat dihubungi Tempo, Selasa, 6 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu korban lain, kata dia, mengaku mengalami pelecehan serupa pada waktu yang berbeda. Menurut Didik, kedua korban yang melapor akhirnya memutuskan untuk keluar dari asrama pada Sabtu.
Didik mengatakan belum mengetahui alasan terduga pelaku memasuki kamar siswi untuk membangunkan di pagi hari. Menurutnya, aktivitas itu seharusnya dilakukan oleh pembina asrama dengan gender perempuan. “Ada beberapa siswi lain yang mengaku sempat mendapatkan perlakuan serupa. Namun belum mau membuat laporan secara resmi,” ujarnya.
Kuasa hukum korban telah membuat laporan ke Kepolisian Resor Rembang terkait dugaan pelecehan seksual tersebut. Menurut Didik, laporan telah didisposisi ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Rembang.
Kepala Unit PPA Polres Rembang Inspektur Dua Aan Dwi Saputro mengonfirmasi adanya laporan tersebut. “Laporan sudah masuk. Sedang kami tangani. Ada dua korban dalam laporan,” kata Aan saat dihubungi pada Selasa.
Tempo telah mencoba mengonfirmasi dugaan pelecehan seksual ini kepada nomor hubungan masyarakat MTS Riyadlotut Thalabah. Namun, pihak sekolah belum merespons telepon dan pesan yang Tempo kirimkan.