Iran Tuding Laporan IAEA Soal Pengayaan Uranium Bernuansa Politis

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Iran dengan tegas menolak laporan terbaru Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tentang program nuklirnya, menyebutnya "tidak berdasar" dan "dalih untuk manuver politik" terhadap negara tersebut.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan Sabtu seperti dilansir Anadolu, Kementerian Luar Negeri Iran dan Organisasi Tenaga Atom Iran menggambarkan temuan laporan pengawas nuklir PBB itu sebagai "pengulangan tuduhan yang tidak berdasar."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teheran menyebut laporan itu disusun di bawah tekanan politik terhadap IAEA dan bertentangan dengan prinsip profesionalisme dan independensi yang seharusnya dijunjung oleh organisasi-organisasi internasional.

“Iran menyayangkan penerbitan laporan ini, yang semata-mata disiapkan untuk tujuan politik dengan menekan IAEA. Kami protes isi laporan yang telah melampaui kewenangan Direktur Jenderal IAEA (Rafael Grossi) dan melanggar prinsip ketidakberpihakan dalam organisasi internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataan resminya.

Menurut laporan IAEA yang dikirim ke negara-negara anggota, persediaan uranium Iran yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen telah meningkat hampir 50 persen, mencapai 408,6 kilogram. Ini suatu jumlah, menurut catatan badan tersebut, dapat mencukupi untuk sembilan senjata nuklir jika diperkaya lebih lanjut.

Dalam laporan rahasia terpisah yang diedarkan di antara negara-negara anggota dan dikutip oleh berbagai media, IAEA mengklaim bahwa Iran telah terlibat dalam kegiatan nuklir yang tidak dideklarasikan di tiga lokasi yang telah lama diselidiki, yang melibatkan material nuklir yang sebelumnya tidak diungkapkan kepada badan PBB tersebut.

Temuan ini dapat mendorong Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mendesak Dewan Gubernur IAEA agar secara resmi menyatakan Iran tidak mematuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Iran menegaskan bahwa kebijakan pertahanan negaranya tidak membuka ruang bagi pengembangan senjata nuklir.

Teheran juga memperingatkan bahwa pihaknya akan mengambil langkah tegas terhadap negara-negara yang mencoba memanfaatkan laporan IAEA secara politis itu dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA mendatang.

Rilis laporan IAEA ini terjadi di tengah berlangsungnya perundingan nuklir tidak langsung antara Iran dan AS, yang dimediasi oleh Oman.

Lima putaran perundingan telah diadakan sejauh ini di Muscat dan Roma, tetapi belum ada kemajuan signifikan yang dilaporkan, karena pengayaan uranium tetap menjadi titik kritis utama antara kedua belah pihak.

Sementara AS telah menyerukan pembongkaran program pengayaan Iran, Teheran menegaskan bahwa kegiatan nuklirnya bersifat damai dan pengayaan akan terus berlanjut.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |