Menjelajahi Ragam Teh Unik di Jogja Food Expo 2025

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisatawan yang berencana menyambangi Yogyakarta akhir pekan ini, bisa mampir ke gelaran pameran kuliner Jogja Food Expo 2025 yang dipusatkan di Jogja Expo Center (JEC).

Salah satu yang menarik disambangi dalam pameran yang digelar selama empat hari 21-24 Mei 2025 ini adalah area Tea Stage, bertajuk Jogja All Tea Expo. Sejumlah perajin dan pelaku UMKM teh berbagai daerah memamerkan inovasi teh nan menarik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca juga: Seberapa Besar Perdagangan Teh Dunia

Inovasi teh terinspirasi tradisi 

Pelaku UMKM teh yang memproduksi tehnya di Purwakarta, Jawa Barat, Sri Wahyuni, membawa inovasi teh bernama Tea N Tales. Perempuan yang merintis usaha tehnya sejak tiga tahun terakhir itu meracik berbagai jenis teh terinspirasi dengan berbagai kisah legenda dan juga tradisi Nusantara.

"Saya ingin masyarakat kita juga bisa merasakan rasanya teh premium, namun juga tahu sejarah tradisi," kata Wahyuni ditemui di sela pameran, Rabu 21 Mei 2025.

Misalnya, pada varian Signature untuk teh celup premiumnya, racikan rasanya terinspirasi kisah tokoh-tokoh dunia pewayangan dan legenda rakyat.
Seperti Teh Sembadra yang terinspirasi epos Mahabharata. Sembadra merupakan putri Prabu Basudewa, raja Kerajaan Surasena, dan merupakan adik kandung dari Prabu Baladewa dan Prabu Kresna yang memiliki karakter lembut.

"Maka Teh Sembadra ini saya racik dari camputan teh hitam, namun saya tambahkan ramuan bunga lavender sehingga rasa dan aromanya sangat lembut ketika diminum," ujar Wahyuni yang dalam ajang itu juga menyediakan sampel sejumlah varian teh racikannya.

Berbeda jika pengunjung memilih Teh Rengganis, yang diracik ketika ia merasa sedih banyaknya generasi muda yang kini lebih mengetahui budaya luar dibanding tradisi lokal. 

Teh yang terinspirasi dari sosok Dewi Rengganis, seorang putri pada masa Kerajaan Majapahit dan sangat populer di masanya itu, dibuat Wahyuni ketika ia melihat antrean panjang anak-anak untuk membeli  boneka Labubu, yang melejit setelah digunakan personel band Korea, Blackpink.

"Teh Rengganis ini saya racik dari teh hijau di-mix dengan beras ketan agar rasanya menyerupai Teh Korea Gen Maicha," kata Wahyuni yang memiliki 15 karyawan untuk produksinya itu.

Teh Korea Gen Maicha merupakan teh beras yang populer, terbuat dari campuran teh hijau Jepang dengan beras panggang sehingga memiliki rasa unik nan segar.

Wahyuni mengaku cukup prihatin dengan temuan data lembaganya, yang menunjukkan 80 persen teh yang beredar di Indonesia kualitasnya rendah. Sebab, teh itu diracik dari bagian daun kelas dua dari tanaman yang dipetik. 

"Teh kualitas bagus dipetik dari P+3, daun 1, daun 2, daun 3, nah di pasar kita yang banyak beredar teh dari daun 4, 5, dan tangkai-tangkainya saja, teh yang kualitasnya bagus di ekspor ke luar," kata perempuan yang juga aktif sebagai anggota Dewan Teh Indonesia.

Salah satu perajin teh yang turut memamerkan teh inovasinya di ajang Jogja All Tea di Jogja Food Expo 2025 di JEC Yogyakarta, Rabu 21 Mei 2025. Tempo/Pribadi Wicaksono

Kebun teh Nglinggo

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata di Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Anita Verawati dalam pameran itu menuturkan, Kabupaten Kulon Progo di Yogyakarta memiliki Kebun Teh Nglinggo yang terletak di wilayah Perbukitan Menoreh yang kian populer disambangi wisatawan beberapa waktu terakhir.

Hanya saja, kata Vera, untuk inovasi produk teh yang bisa menjadi ciri khas di wilayah itu masih perlu dikembangkan, sehingga ada lebih banyak varian produk untuk oleh-oleh wisatawan yang berkunjung.

"Dari pameran teh di Jogja Food Expo ini, ada banyak perajin teh memamerkan inovasinya yang menarik dan bisa menjadi referensi, dari teh bisa dimodifikasi rasanya agar lebih beragam dan dikemas secara baik," kata Vera, yang mencontohkan ada varian teh yang diolah menjadi rasa teh caramel hingga rasa buah namun tak meninggalkan ciri khasnya.

Teh bagian dari spiritual

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan teh dalam khazanah budaya Jawa, bukan semata minuman, tetapi bagian dari laku spiritual dan sosial. 

"Di dalam tradisi upacara Patehan Keraton Yogyakarta misalnya, kita diajak untuk menyeduh hidup dengan kesederhanaan, menyaring waktu dalam ketenangan, dan menyajikan keramahan dengan sepenuh hati," kata Sultan dalam sambutanya.

Nilai-nilai itu, kata Sultan, yang menjadi jiwa dari peradaban Yogyakarta yang berbudaya, bersahaja, sekaligus terbuka bagi dunia. "Dari pameran ini kami berharap ada sinergi kearifan lokal dan kemajuan teknologi," kata dia.

Ketua Panitia Jogja Food Expo 2025 Daud D. Salim mengatakan, pameran yang menargetkan dikunjungi 10 ribu orang selama gelaran itu akan menjadi ajang perajin teh menampilkan berbagai jenis inovasi teh lewat Jogja All Tea Expo 2025.

Ajang ini akan memanjakan para pecinta teh, produsen, dan pemangku kepentingan di industri teh, baik dari dalam maupun luar negeri. Pameran ini akan menampilkan beragam jenis teh, teknik penyeduhan, hingga inovasi produk berbasis teh yang sedang berkembang.

Selain itu akan ada pula Talkshow Teh bersama Dewan Teh Indonesia (DTI) dan Asosiasi Teh Indonesia (ATI) yang membahas masa depan industri teh dari sisi keberlanjutan, inovasi, dan ekspor, serta Talkshow Kopi bersama DEKOPI yang membedah tren kopi nusantara dan strategi daya saing di pasar global. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |