Presdir Indomobil : Mobil Listrik Segera Geser Tren Mobil Bongsor Bermesin Besar

4 hours ago 1

GOOTO.COM, Yogyakarta : President Director Indomobil Group Jusak Kertowidjojo memprediksikan tren mobil listrik bakal segera menggeser era mobil berbadan besar atau bongsor bermesin besar yang boros konsumsi bahan bakar minyak atau BBM.

Iklan

"Lama-lama bensin itu kan semakin mahal, kalau dulu di Amerika mobil itu semakin gede (besar) semakin laku, semua (produsen membuat mobil kapasitas mesinnya) 5.000-6.000 cc, karena bahan bakar saat itu masih murah," kata Jusak di sela menghadiri peresmian dealer mobil listrik asal China, Aion, di Bantul, Yogyakarta, Sabtu 12 Juli 2025.

Jusak pun membandingkan, era lahirnya mobil-mobil berkapasitas mesin besar di Amerika dan juga Eropa terjadi ketika harga BBM masih murah.

"Dulu 1 dollar bisa dapat 1 galon atau sekitar 4 liter bensin, tapi sekarang harganya 5 dollar baru dapat 1 galon," kata dia.

Kenaikan harga BBM itu yang membuat pola pikir para pabrikan dan masyarakat mulai berubah. Untuk beralih ke mobil yang lebih hemat atau kapasitas mesin lebih kecil. Namun memperkecil kapasitas mesin saja ternyata tidak cukup karena ketersediaan BBM juga makin terbatas. 

Hal ini yang akhirnya mendorong mobil bertenaga listrik makin banyak dilirik dan menjadi tren. Terlebih untuk negara seperti Indonesia yang bahan bakarnya mulai lebih banyak impor dari luar negeri.

"Kalau dulu Indonesia surplus bahan bakar sehingga bisa ekspor, tapi sekarang kita lebih banyak impor daripada ekspornya, karena jumlah penduduk makin banyak dan pengguna kendaraan bermotor pun ikut bertambah," kata dia.

"Jika dulu saat BBM di Indonesia masih murah dan bisa ekspor jumlah pengguna kendaraan bermotor masih 100 ribu an orang, kini sudah 140 juta penduduk yang menggunakan kendaraan bermotor," kata dia.

Jusak membeberkan, berbagai pabrikan otomotif dunia mulai bergeser ke kendaraan bertenaga listrik karena isu lingkungan seperti polusi udara. Dari yang awalnya kendaraan butuh bahan bakar minyak menjadi berbasis elektrik atau listrik.

"Di Eropa kabarnya sudah menetapkan pada 2035 melarang kendaraan berbahan bakar (minyak), sedangkan di China saat ini sudah 60 persen mobil yang diproduksi berbahan bakar listrik," kata Jusak.

Jusak menyebut, tren kendaraan listrik booming ketika dikaitkan dengan persoalan ekonomi yang kini secara global melambat.

Jika menggunakan kendaraan berbahan bakar BBM pengeluarannya bisa Rp 1 juta untuk belanja bahan bakar, dengan kendaraan listrik diperkirakan hanya Rp 200 ribu. 

"Hematnya kendaraan listrik untuk pengeluaran beli bahan bakar bisa mencapai 80 persen," kata dia.

Jusak menambahkan, saat ini permintaan barang di industri otomotif di Tanah Air trennya menurun. Namun untuk kendaraan listrik, Jusak mengklaim justru banyak antreannya.

"Yang bahan bakar BBM stoknya kebanyakan, yang listrik banyak kurang barang," kata dia.

Jusak menuturkan, untuk Aion sendiri pihaknya menyatakan akan terus menambah kapasitas produksinya. Salah satu pendorongnya karena makin tingginya kesadaran publik atas lingkungan.

Di Yogyakarta, Indomobil bersama Sumber Baru Group menjadi mitra GAC Aion Indonesia membuka dealer bersama untuk memasarkan sejumlah tipe Aion. Dimulai dari tiga tipe mobil listrik andalan mereka yakni Hyptec HT, Aion V dan Aion Y.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |