9 Tips Perjalananan Berkelanjutan Saat Musim Panas

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Musim panas momen yang ditunggu wisatawan untuk memulai perjalanan. Destinasi populer pun kian disesaki wisatawan. Imbasnya dapat berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat.

Saatnya memulai perjalanan yang bertanggung jawab atau pariwisata berkelanjutan. Dengan tetap menghargai lingkungan dan budaya lokal, serta meningkatkan kualitas pengalaman pariwisata secara keseluruhan. Ada banyak cara untuk membuat perjalanan lebih etis dan ramah lingkungan berikut ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Menggunakan transportasi ramah lingkungan

Jika memungkinkan pilih kereta api, bus atau transportasi bersama untuk mengurangi jejak karbon. “Saya dulu mengira terbang adalah satu-satunya cara bepergian yang efisien, tetapi setelah melakukan perjalanan kereta lintas negara musim panas lalu, saya menyadari betapa lebih memperkaya—dan berkelanjutan—cara tersebut,” kata Maya Jaiswal, seorang fotografer perjalanan pemula yang tinggal di Noida Seperti dilansir dari Times of India.

Memang untuk jarak yang lebih jauh, harus menggunakan penerbangan. Namun dapat mepertimbangkan untuk memilih rute yang dapat mengurangi emisi karbon. Beberapa maskapai penerbangan sudah menawarkan pilihan ini saat pemesanan tiket. 

2. Tempat menginap yang lebih ramah lingkungan

Kini semakin banyak penginapan yang mengadopsi praktik berkelanjutan. Misalnya pencahayaan hemat energi, hemat air hingga program daur ulang dan sumber makanan organik. Leena Nihal backpacker asal Goa kerap memilih resor ramah lingkungan

“Senang sekali melihat hotel mendukung warga setempat, berupaya mengurangi sampah, dan menghindari plastik sekali pakai," katanya yang menjelajahi Asia Tenggara tahun lalu.

3. Menghargai tradisi lokal

Pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang lingkungan. Tapi juga tentang tanggung jawab sosial dan menghormati adat istiadat dan tradisi setempat. Misalnya mengikuti aturan berpakaian, dan mempelajari bahasa baru, antara lain. Seperti yang dilakukan Anita Thapar blogger perjalanan dari Mumbai, yang berusaha belajar bahasa Spanyol dan dan adat istiadatnya saat liburan ke sana. “Penduduk setempat menjadi lebih menerima, hangat, dan ramah saat melihat kami menghargai cara hidup mereka," katanya. 

4. Memilih destinasi yang kurang populer

Destinasi populer seperti Taj Mahal, Bali, Gunung Fuji, Bacerlona, Machu Picchu menghadapi overtourism. Tidak hanya merusak lingkungan tapi juga menganggu masyarakat setempat. Sebaiknya pilih destinasi yang kurang populer atau jarang dikunjungi. 

5. Mendukung bisnis lokal

Saat liburan ke luar negeri, alih-alih restoran terkenal pilihlah restoran milik penduduk lokal , atau berbelanja dari pedagang kaki lima. Dengan mendukung bisnis lokal, tandanya ikut membantu melestarikan warisan budaya dan menjaga pendapatan pariwisata dalam masyarakat.

6. Membawa barang secukupnya

Membawa barang bawaan secukupnya dan sesuai kebutuhan dapat memudahkan selama perjalanan, terutama saat naik transportasi umum. Selain itu, bawa barang-yang dapat digunakan kembali seperti botol air, tas belanja, sedotan, dan peralatan makan untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai. 

7. Hindari meninggalkan sampah sembarangn 

Baik saat mendaki di taman nasional atau bersnorkel, praktikkan prinsip "tidak meninggalkan jejak". Tetaplah pada jalur yang ditandai, hindari menyentuh satwa liar, dan jangan pernah menyingkirkan benda-benda alami seperti batu atau kerang. 

8. Cari dan sebarkan informasi perjalanan bertanggung jawab

Sebelum memulai perjalanan, pelahari tentang lingkungan setempat, tradisi dan lainnya. Jangan lupa untuk berbagi informasi tentang destinasi perjalanan kepada sesama wisatawan. Hal ini untuk menginspirasi gerakan yang lebih luas menuju pariwisata yang bertanggung jawab.

9. Menjadi relawan 

Tidak hanya untuk memberdayakan diri sendiri, menjadi relawan juga benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat setempat. Carilah program yang dipimpin oleh penduduk setempat, dengan tujuan berkelanjutan dan transparansi yang jelas.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |