SOSOK Rosario de Marshal alias Hercules, 56 tahun, wara-wiri di teve dan media sosial beberapa pekan belakangan. Gara-garanya, ia mengecam sejumlah purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia yang mengkritik atribut militer yanng digunakan organisasi kemasyarakatan (ormas) paramiliter. Ia juga terlihat aktif di berbagai isu yang memanas di kancah nasional yaitu permintaan penggantian Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan soal keaslian ijazah Joko Widodo.
Publik juga menyoroti sepak-terjang Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang didirikan Hercules pada 2011. Sejumlah anggota GRIB Jaya di berbagai daerah seperti Blora, Jawa Tengah, dan Bandung, Jawa Tengah, terlibat keributan dengan ormas lain. Di Depok, anggota GRIB ditangkap karena membakar mobil polisi. Aktivitas GRIB Jaya kerap dituding dekat dengan kekerasan dan pemerasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mendapat banyak informasi baru soal Hercules dan GRIB Jaya saat hendak menurunkan artikel berjudul “Penyebab Hercules dan Stasiun Pengisian Elpiji Berebut Lahan di Kalideres” yang terbit pada 16 Februari 2025. GRIB Jaya ternyata sudah semakin menggurita. Kepengurusan mereka sudah berdiri puluhan kabupaten dan kota di 28 provinsi. Hercules juga semakin sejahtera karena diduga memiliki aset di banyak tempat. Padahal, saat tiba di Jakarta pada 1990-an, pria asal Timor Leste itu tak punya apa-apa.
Pamor Hercules dan GRIB Jaya semakin mencorong setelah Prabowo Subianto dilantik menjadi presiden pada Oktober 2024. Prabowo dikabarkan memang sudah berteman dengan Hercules sejak masih aktif di Tentara Nasional Indonesia. GRIB Jaya yang didirikan pada 2011 juga mulanya bertujuan sebagai organisasi sayap Partai Gerindra. Hal ini bahkan tercantum dalam anggaran dasar GRIB yang kemudian berubah pada 2019. Mereka yang bergabung ke GRIB adalah pendukung Prabowo dan Gerindra.
GRIB dan Hercules tetap setia dengan Prabowo meski tiga kali kalah dalam pemilihan presiden. Ini yang diduga menjadi penyebab pengurus teras Partai Gerindra tak terbuka mengatakan tak ada hubungan formal antara Prabowo dan Gerindra dengan GRIB dan Hercules. Sebab, akar rumput GRIB masih menganggap Prabowo pembina mereka. Sementara Prabowo tengah memerintahkan kabinetnya memberangus premanisme.
Hercules dan anak buahnya kerap bermasalah dengan hukum. Ia dan anak buahnya kerap muncul di kasus sengketa lahan dan bangunan. Dari hasil penelusuran Tempo, nama Hercules ternyata juga muncul di proyek Pantai Indah Kapuk 2. Banyaknya pengusaha yang menggunakan “jasanya” membuat pundi-pundi Hercules membubung. Pengusaha lain juga dikabarkan berbondong-bondong mendekati Hercules karena dianggap dekat dengan Prabowo.
Untuk menggali informasi lebih jauh, tim Tempo berupaya mewawancarai Hercules. Sayangnya, ia memilih puasa bicara karena ada sejumlah pejabat yang memintanya untuk mundur sejenak. Tapi tim Tempo tetap mendatangi rumah Hercules di Kembangan, Jakarta Barat. Ia tak ada di sana. Hercules kabarnya tengah menemui ulama di Banten.
Pembaca, laporan utama Tempo kali ini juga menurunkan satu artikel tentang sepak-terjang Hercules selama di Jakarta. Ia tak kebal hukum. Polisi setidaknya sudah empat kali menangkapnya. Tiga di antaranya oleh Kepolisian Resor Jakarta Barat. Semua penangkapan itu terhubung dengan kasus premanisme. Di sisi lain, Hercules marah besar jika disebut preman. Bagaimana cara polisi dulu menangkap Hercules? Simak liputan Tempo pekan ini.