Bos Tim Mercedes dan Red Bull Komentari Insiden Kontroversial di F1 Spanyol 2025

1 day ago 7

GOOTO.COM, Jakarta - Pembalap Red Bull, Max Verstappen, dan George Russell  (Mercedes) mengalami insiden yang membuat keduanya terlibat dalam benturan di akhir balapan Formula 1 atau F1 Spanyol 2025.

Iklan

Menanggapi kejadian ini, bos dari kedua tim turut angkat bicara, yakni Christian Horner (Red Bull), dan Toto Wolff (Mercedes).

Insiden tersebut bermula dari adanya Safety Car, menyusul kondisi mobil Andrea Kimi Antonelli yang keluar lintasan. Sementara itu Verstappen, yang hanya mampu menggunakan ban keras, langsung mendapat tekanan dari pembalap lainnya yang memakai ban lunak, termasuk Charles Leclerc (Ferrari) dan George Russell.

Saat balapan dimulai kembali, Verstappen sedikit mengalami gangguan dan tergelincir di tikungan terakhir, yang langsung dimanfaatkan Leclerc untuk menyalipnya melalui senggolan roda di lintasan lurus. 

Tidak hanya Leclerc, Russell juga melihat peluang terbuka dan berupaya untuk melakukan manuver serupa di Tikungan 1, namun Verstappen mengambil jalur pelarian dan berhasil mempertahankan posisinya.

Meski demikian, pihak tim menghubungi Verstappen untuk membiarkan pembalap Mercedes tersebut melewatinya, guna menghindari resiko hukuman. 

Verstappen pun memutuskan untuk membuka jalan di Tikungan 5 meski terlihat sedikit frustrasi. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena pembalap berusia 27 tahun tersebut kembali memacu kendaraannya dengan kecepatan normal, sehingga mengakibatkan terjadinya tabrakan. 

“Max sempat kehilangan kendali saat restart. Charles berada di sampingnya dan terlihat seperti Max menutup ke kiri ke arah Charles. Lalu George mencoba memanfaatkan situasi itu di Tikungan 1 dan itu sangat, sangat tipis. Berdasarkan pengalaman dan insiden sebelumnya, ini sangat subjektif,” ucap Horner dilansir dari laman resmi F1.

Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai faktor yang memungkinkan Verstappen terlihat kesal dan marah, salah satunya adalah sulitnya mengendalikan mobil dan tidak mendapat ruang yang cukup selama balapan. 

Steward akhirnya menjatuhkan hukuman penalti selama 10 detik kepada Verstappen, dan membuatnya finis di posisi ke-10 serta hanya mampu mengantongi satu poin.

“Saya belum sempat bicara langsung dengan Max soal sudut pandangnya, tapi steward memutuskan bahwa ia menyebabkan tabrakan dan memberinya penalti 10 detik serta poin penalti tambahan. Sangat disayangkan, karena kami hanya dapat satu poin (posisi ke-10), padahal harusnya bisa naik podium dengan mudah,” lanjut Horner.

Sementara itu, Wolff mengaku awalnya mengira Verstappen hanya mengalami kendala teknis biasa, bukan sedang menjalankan arahan tim untuk membuka ruang. 

Ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak memahami motivasi Verstappen dalam mengambil keputusan saat balapan, sehingga Wolff tidak ingin memberikan tuduhan lebih kepadanya. 

“Kalau itu karena marah-marah seperti ‘road rage’, saya tidak bisa membayangkannya, karena terlalu jelas. Tapi pertanyaannya, apa tujuan dia? Apakah dia ingin membiarkan George lewat dan langsung menyalip lagi, seperti permainan DRS zaman dulu? Atau, bagi saya, ini membingungkan,” kata Wolff.

Menurutnya, perilaku yang ditunjukkan oleh Verstappen kerap terjadi pada pembalap yang merasa tertantang dan memacunya untuk selalu tampil luar biasa. Padahal, hal seperti ini justru dapat membuat seseorang ceroboh dan melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan.

“Kita tidak melihat hal seperti ini dari Max selama beberapa tahun terakhir. Tapi ya, saya tahu apa yang terjadi di tahun 2021, dan saya juga tidak tahu dari mana pola itu datang,” tutupnya. 

RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |