Celios: Perbankan Tak Lagi Jadi Bantalan Fresh Graduate untuk Bekerja

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut para pencari kerja mulai kesulitan untuk masuk ke sektor perbankan. Fenomena ini disebut berbanding terbalik dengan era 2000-an saat sektor perbankan masih menjadi bantalan bagi fresh graduate untuk mendapat pekerjaan.

Bhima menilai kondisi ini sebagai sebuah masalah yang harus dicarikan solusinya secepat mungkin. Menurut dia, ada dampak efisiensi sumber daya manusia pada sektor perbankan yang membuat perusahaan tak lagi membutuhkan banyak pekerja. "Mereka (pencari kerja) menjadi korban alih fungsi perbankan yang semakin efisien," kata Bhima dalam diskusi via zoom, Rabu, 28 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bhima menyebut, pelamar kerja yang tidak lolos seleksi bekerja di sektor perbankan menambah jumlah pengangguran di Tanah Air. Sebab, sebelumnya sektor itu menjadi penampung fresh graduate terbanyak ketimbang jenis pekerjaan yang lain.

Dalam kesempatan yang sama, Bhima turut menyinggung soal tech winter yang tak jauh berbeda dengan fenomena perbankan. Adapun tech winter ini, istilah yang mengacu pada periode perlambatan investasi dan membuat perusahaan teknologi melakukan efisiensi, dan berimbas ke pemutusan hubungan kerja.

"Tech winter masih terus berlanjut. Sampai sekarang pergerakan dari sektor teknologi informasi pertumbuhannya cenderung lebih lambat," ucap Bhima.

Prediksi PHK Meningkat

Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam menyebut meningkatnya tren PHK bisa dilihat dari indikator ekonomi utama (leading economic indicator), seperti ekspansi kredit yang turun dari dua digit menjadi satu digit. Adapun pertumbuhan kredit pada April 2025 tercatat 8,8 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dari Maret 2025 sebesar 9,16 persen dan Februari 2025 sebesar 10,30 persen.

Selain itu, Purchasing Manager’s Index (PMI) atau Indeks Manajer Pembelian Manufaktur yang mengalami kontraksi, juga bisa menjadi rujukan terhadap risiko peningkatan PHK. Data April 2025 menunjukkan, PMI Indonesia menurun signifikan sebesar 5,7 poin menjadi ke level 46,7 atau terburuk sejak Covid 2022. Kemudian, pelemahan ini sejalan dengan turunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)  ke posisi 121,1 pada Maret 2025 dari 126,4 pada bulan sebelumnya.

Adapun analisis Apindo ini tak jauh berbeda dari proyeksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang memprediksi akan terjadi PHK sebanyak 280 ribu pada tahun ini. 

Anastasya Lavenia berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |