TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purnawirwan) Dudung Abdurachman memastikan ia tidak akan maju dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP. Partai berlambang kakbah ini sudah menjadwalkan muktamar untuk memilih ketua umum partai itu pada periode berikutnya, tiga bulan mendatang.
Dudung menuturkan bahwa ia tidak berminat ikut kontestasi perebutan kursi kepemimpinan PPP. Kendati demikian, Dudung juga tidak membantah adanya tawaran dan bujukan dari internal partai kepadanya. "Saya tidak (maju). Saya belum berminat politik," kata Dudung saat ditemui di Gedung Kementerian Agama menjelang keberangkatan Amirul Haji, Kamis, 29 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini, tercatat sembilan nama masuk dalam bursa calon ketua umum PPP. Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat PPP Usman Muhammad mengatakan sembilan nama yang masuk dalam bursa calon ketua umum tersebut berasal dari internal dan eksternal partainya. Bursa calon ketua umum dari internal PPP antara lain Pelaksana Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy, Sandiaga Salahuddin Uno, Amir Uskara, dan Taj Yasin Maimoen.
Selanjutnya, bursa calon ketua umum PPP dari kalangan eksternal antara lain Penasihat Khusus Presiden bidang Pertahanan Nasional dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purnawirwan) Dudung Abdurrachman, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M. Romahurmuziy mengatakan ia sempat membujuk Anies Baswedan, Agus Suparmanto, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjadi calon ketua. Rommy mengaku beberapa kali berdiskusi dengan Jokowi mengenai siapa yang pantas menjadi calon ketua PPP. Dari diskusi itu, Rommy mengaku fokus untuk mengusung nama Amran.
“Karena pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah,” kata dia.
Meski begitu, Rommy menilai, Jokowi tidak cawe-cawe mengenai nama Amran. Rommy hanya meminta pandangan cara efektif mengembalikan PPP ke Senayan. “Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan pak Jokowi, dari nama-nama tersebut, pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang,” kata dia.
Rommy mengatakan, mencari sosok pemimpin baru untuk bisa membawa PPP kembali ke Senayan. Diketahui, PPP tidak lolos dalam parlemen pada Pemilu 2024. Menurut Rommy, upaya itu memerlukan logistik yang tidak sedikit.
Bagi Rommy, Amran seorang pengusaha yang sukses. Namun, kesuksesan Amran tidak banyak dipublikasi. “Bahwa Amran adalah kerabat Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, tentunya ini kebetulan yang baik jika memang akhirnya pak Amran ditakdirkan memimpin PPP,” kata dia.
Dalam laporan Majalah Tempo edisi 25 Mei 2025 yang berjudul Ekspansi Politik Haji Isam, Tempo melaporkan bahwa konglomerat Haji Isam melebarkan sayap ke politik dengan menempatkan orangnya di PPP. Sejumlah politikus PPP bercerita masuknya nama Amran menimbulkan kasak-kusuk. Terutama karena kedekatannya dengan Haji Isam.
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini