Liputan6.com, Cilacap - Sejak zaman dahulu kala, emas selalu menjadi simbol kekayaan, kemuliaan dan kekuasaan. Nilainya yang stabil, tampilannya yang memukau dan kelangkaannya menjadikan emas berbeda dari logam lain yang ada di muka bumi.
Di tengah gejolak ekonomi, inflasi, bahkan krisis global, emas tetap menjadi aset paling dicari dan dijaga. Bukan tanpa alasan, di balik kilaunya yang menawan, emas memiliki sejarah yang panjang dan menyentuh sejak manusia pertama diciptakan, yakni Nabi Adam AS.
Dalam perkembangannya, logam mulia ini diproduksi menjadi barang-barang perhiasan yang mewah seperti cincin emas, gelang emas, kalung dan anting. Daya pikat perhiasan ini tak lekang oleh waktu hingga menyentuh manusia lintas zaman, dari dulu hingga sekarang.
Dalam beberapa hadis qudsi, disebutkan bahwa mahalnya harga emas tidak akan pernah lekang oleh waktu, bahkan benda ini akan menjadi sesuatu yang bernilai tinggi hingga Hari Kiamat.
Rupanya, sifat berharganya emas ini memiliki hubungan yang erat dengan kisah Nabi Adam AS saat diusir dari surga. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Ulama kharismatik asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha).
Simak Video Pilihan Ini:
Razia Knalpot Brong di Pemalang, Puluhan Disita
Tidak Menangis Ketika Adam Diusir dari Surga
Dalam sebuah kesempatan tausiyahnya, Gus Baha mengungkapkan sebuah pandangan menarik seputar emas yang hingga kini masih bernilai dan mahal.
Menurutnya, emas itu mahal semenjak zaman Nabi Adam, bahkan hingga hari kiamat kelak. Pandangannya tersebut berdasarkan pada hadis-hadis qudsi.
“Masyhur dalam hadis-hadis Qudsi, emas itu sampai harganya mahal itu sejak zaman Nabi Adam hingga hari kiamat,” terang Gus Baha, dikutip dari tayangan YouTube Short @Gusbahaterbaru1, Jumat (25/07/25).
Lebih dalam, Gus Baha melanjutkan dengan pernyataan yang mengejutkan bahwa emas merupakan makhluk Allah yang angkuh. Sebab saat Nabi Adam diusir dari surga, semua makhluk menangis kecuali emas.
“Karena emas itu paling angkuh. Makhluk paling angkuh itu emas,” sambungnya.
“Sebab, ketika Nabi Adam diusir dari surga, semua menangis sebab kasihan kepada Nabi Adam AS kecuali emas,” terangnya lagi.
Diangkat Derajatnya sebab Mengingkari Manusia yang Durhaka
Gus Baha menyampaikan sebuah kisah penuh hikmah yang berkaitan dengan penyebab emas memiliki nilai atau harga yang tinggi. Dalam kisah tersebut, Gus Baha menggambarkan dialog antara Allah dan emas yang tidak bersedih saat Nabi Adam AS diusir dari surga karena melanggar perintah-Nya.
“Emas ditanya Allah, “kenapa kamu tidak menangis, padahal Adam Saya usir dari surga?,” kata santri kinasih Mbah Moen ini.
Atas pertanyaan Allah itu emas lalu menyampaikan jawaban yang mengejutkan. Ia tidak menangis sebab tidak sudi menangisi manusia yang telah durhaka kepada Allah SWT.
Jawaban ini menunjukkan bahwa emas bersikap tegas dan penuh prinsip. Ia tidak bersimpati kepada siapa pun yang telah berbuat durhaka kepada Allah, bahkan jika itu adalah manusia pertama dan mulia.
“Tidak sudi Gusti, aku menangisi orang yang durhaka kepada-Mu,” jawab emas.
Atas jawaban dan keteguhan sikap emas memegang prinsip kebenaran inilah maka Allah SWT mengangkat derajatnya sehingga tak satupun orang di dunia ini yang tidak menyukainya.
“Allah kemudian berkata, sikapmu itu benar, aku janji, akan Aku angkat derajatmu,” kata Gus Baha.
“Tidak ada orang di dunia kecuali yang menyukaimu,” terangnya, meriwayatkan.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul