Gempa Sumedang, Episentrum di Darat Sedalam Hanya 4 Km

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Sumedang, Jawa Barat, terjadi dua hari lalu dengan magnitudo 3,7 pada Rabu dini hari, 21 Mei 2025 pukul 03.10 WIB.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat pada koordinat 6,83 Lintang Selatan dan 107,94 Bujur Timur. Lokasinya hanya sekitar 4 kilometer di timur laut dari pusat kota Sumedang, dengan kedalaman yang sangat dangkal, yakni hanya 4 kilometer di bawah permukaan tanah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” jelas Hartanto, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, dalam pernyataan resminya.

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir juga turut mengonfirmasi informasi dari BMKG.

“Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada laporan yang mengkhawatirkan,” ujarnya usai melepas 445 jemaah calon haji di Pendopo PPS, Rabu, 21 Mei 2025.

Kerusakan dan Dampak Gempa

Guncangan gempa dirasakan cukup nyata di Kecamatan Cimalaka, dengan intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity). Skala ini menunjukkan bahwa gempa dirasakan oleh beberapa orang di dalam rumah dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Banyak warga menggambarkan guncangan seperti truk besar yang melintas di dekat rumah.

Namun demikian, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan, korban luka, atau korban jiwa. BMKG juga menyampaikan bahwa hingga pukul 03.23 WIB, tidak terdeteksi adanya gempa susulan. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak menyebarkan isu yang belum terverifikasi, dan mengikuti informasi resmi dari BMKG atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Muhamad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, menyebut bahwa lokasi pusat gempa berada di zona dengan potensi gempa menengah hingga tinggi.

Struktur tanah di sekitar Sumedang terdiri dari batuan kuarter non-vulkanik, vulkanik, dan batuan tersier yang sudah lapuk. Kombinasi ini memperkuat efek guncangan walau gempa tergolong kecil. Ia menambahkan bahwa karakteristik tanah tersebut meningkatkan risiko bila terjadi gempa yang lebih besar.

"Berdasarkan pengamatan kami, daerah sekitar pusat gempa bumi yang ada di darat ini, terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi,” jelas Wafid, seperti dikutip dari Antara.

Sumedang Masuk Kawasan Rawan Gempa

Sejak awal 2024, Sumedang telah diketahui memiliki sesar aktif baru yang disebut Patahan Cipeles. Segmen patahan ini teridentifikasi di sepanjang Sungai Cipeles, membentang dari arah barat daya ke timur laut. Keberadaan patahan ini menempatkan Sumedang dalam zona rawan gempa yang cukup signifikan di Jawa Barat.

Wafid menyebut, meski gempa kali ini tidak menimbulkan kerusakan, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan. Ia mengimbau agar bangunan di wilayah rawan gempa dibangun mengikuti kaidah konstruksi tahan gempa dan dilengkapi dengan jalur evakuasi.

Badan Geologi juga memastikan bahwa gempa Sumedang tidak berpotensi memicu dampak sekunder seperti likuefaksi, longsor, atau retakan tanah. Namun, masyarakat tetap disarankan untuk bersiap menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang.

Anwar Siswadi (Kontributor) turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.


Pilihan editor: Menilik Bencana Gempa Sumedang dari Pakar Geologi dan BMKG

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |