Hindari 7 Kesalahan saat Liburan dengan Anak dan Lansia

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Liburan keluarga salah satu cara untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga. Namun merencanakan perjalananya tentu tidak mudah. Terlebih jika yang berpergian tidak hanya anak-anak tapi juga kakek atau nenek.

Ide mengajak liburan multigenerasi terlihat sederhana karena semua orang akan coco satu sama lain. Tapi pada satu hal misalnya jadwal perjalanan, tidak semuanya akan siap untuk sarapan jam 7 pagi dan langsung ke tempat wisata. Agar libur keluarga dengan anak-anak serta kakek nenek berjalan lancar, hindari tujuh kesalahan seperti dilansir dari Huffington Post berikut ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Beraktivitas saat kelelahan

Penerbangan jarak jauh dapat menyebabkan kelelahan, terutama untuk anak-anak dan lansia. Saat memesan akomodasi jika memungkinkan pesan check-in lebih awal setelah penerbangan jarak jauh, meskipun ada biaya tambahan. Pilihan lainnya, mempertimbangkan akomodasi yang dekat bandara untuk beristirahat, lalu pindah ke akomodasi utama keesokan harinya. 

2. Memesan kamar hotel terpisah

Saat memilih akomodasi, apartemen jauh lebih nyaman dibandingkan memesan kamar hotel yang terpisah. Di apartemen memungkinkan semua orang memiliki ruang untuk bersantai dan area komunal untuk semua anggota keluarga berkumpul bersama.

3. Mengabaikan kemampuan fisik yang berbeda

Kakek atau nenek mungkin tidak dapat mengikuti aktivitas anak-anak seperti tur jalan kaki, hiking, dan lainnya. Sebaiknya tidak mengabaikan kemampuan mobilitas yang berbeda antar keluarga. Menurut Leigh Barnes presiden Interpid Travel Amerika, pemandu tur dapat menyesuaikan rencana sehingga kakek nenek bersantai, sementara anak-anak dapat terus menjelajah. Alih-alih membuat semua orang melalukan hal yang sama. carilah kegiatan yang mengakomodasi kemampuan yang berbeda-beda. Misalnya mengunjungi museum yang memilili banyak atraksi. 

4. Mengabaikan tantangan mobilitas 

Kalau bepergian dengan anak-anak di bawah lima tahun, sebaiknya membawa gendongan. Sebaliknya menggunakan kereta dorong kadang merepotkan, apalagi jika harus melewati jalanan berbatu. Begitu juga saat memilih transportasi, kereta cepat akan melelahkan bagi pelancong lanjut usia, begitu juga dengan kereta bawah tanah, mungkin menjadi tantangan bagi anggota keluarga dengan masalah mobilitas.

5. Mengikuti jadwal yang terlalu padat

Jadwal yang padat mungkin cocok untuk perjalanan bisnis solo. Tapi tidak berlaku untuk banyak generasi. “Kesalahan besar yang saya lihat pada pelancong multigenerasi adalah tidak fleksibel dengan rencana perjalanan. Anak-anak menjadi gelisah, penerbangan tertunda, dan anggota keluarga memiliki tingkat energi yang berbeda.” kata Melissa DaSilva, Wakil CEO Trafalgar.

6. Berbagi tradisi

Momen perjalanan yang paling berkesan adalah tradisi yang bisa menyatukan lintas generasi. Pengalaman bersama ini menciptakan koneksi meskipun ada perbedaan usia. Misalnya hidangan istimewa di malam pertama, foto keluarga dengan pose yang sama di setiap lokasi, dan lainnya. 

7. Tidak melibatkan anggota keluarga saat merencanakan perjalanan

Ajak anak-anak ketika menyusun rencana perjalanan. Ini membuat meraskaa terlibat dan rasa memiliki atas pengalaman tersebut. Begitu juga dengan kakek dan nenek, pengalaman perjalanan sebelumnya mungkin dapat membantu dalam menrencanakan perjalanan. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |