Ini Jadwal dan Agenda Kunjungan Donald Trump ke Kawasan Teluk

5 hours ago 5

PRESIDEN AS Donald Trump, yang mendarat di Arab Saudi pada Selasa, 13 Mei 2025, bergeser menjauh dari sekutu demokratis tradisional dan malah berfokus pada monarki-monarki Teluk. Negara-negara ini menarik perhatiannya karena kekayaan mereka yang luar biasa, kesediaan untuk membuat kesepakatan, dan peningkatan pengaruh di panggung global, Axios melaporkan.

Tidak seperti sepuluh pendahulunya, yang biasanya melakukan perjalanan ke luar negeri pertama kali ke Kanada, Meksiko, Inggris, atau markas besar NATO di Brussels, Trump telah dua kali memilih Arab Saudi sebagai tujuan internasional pertamanya (meskipun kali ini ia terlebih dahulu menghadiri pemakaman Paus Fransiskus).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Minggu ini, rencana perjalanan Trump juga mencakup singgah di Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Dalam ketiga kunjungan ini, fokusnya diperkirakan akan tertuju pada mengamankan investasi besar-besaran di bidang kecerdasan buatan, penerbangan, persenjataan, dan banyak lagi.

Berikut jadwal dan agenda Trump dalam kunjungan ke Timur Tengah, seperti dirangkum Al Jazeera:

Jadwal Kunjungan Trump

  • Keberangkatan dan Kedatangan: Trump meninggalkan Amerika Serikat pada hari Senin dan tiba di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, pada Selasa.
  • KTT Teluk dan Keterlibatan Regional: Pada hari Rabu, ia akan menghadiri KTT Dewan Kerja Sama Teluk di Riyadh, kemudian melakukan perjalanan ke Qatar pada hari yang sama.
  • Perhentian Terakhir: Perjalanan diakhiri dengan kunjungan ke UEA pada hari Kamis.

Konteks Historis dan Tujuan Strategis

Arab Saudi adalah negara pertama yang dikunjungi Trump pada masa kepresidenannya yang pertama, mendobrak tradisi presiden AS yang memulai perjalanan ke luar negeri di negara-negara tetangga seperti Inggris, Kanada, atau Meksiko. Kunjungan ini melanjutkan fokus tersebut, dengan tujuan Trump untuk mengamankan kesepakatan ekonomi besar dan mendorong upaya diplomatik dalam isu-isu regional yang mendesak. Prioritas utama termasuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza dan menghidupkan kembali pembicaraan yang macet tentang normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.

Fokus Ekonomi di Tengah Kekhawatiran Pertumbuhan AS

Penekanan pada kemitraan ekonomi muncul ketika AS menghadapi kontraksi ekonomi pertama dalam tiga tahun selama kuartal pertama 2025. Trump telah mengindikasikan bahwa ia berencana untuk mendefinisikan ulang sikap AS terhadap sengketa penamaan Persian Gulf, kemungkinan menyebutnya sebagai "Arabian Gulf” atau "Gulf of Arabia".

Steve Witkoff, utusan Trump untuk Timur Tengah, mengungkapkan bahwa presiden bermaksud untuk memperluas Perjanjian Abraham - perjanjian bersejarah yang membuat UEA dan Bahrain mengakui Israel pada masa pemerintahan Trump sebelumnya - berpotensi untuk memasukkan Arab Saudi.

Namun, pembicaraan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dihentikan sementara setelah aksi militer Israel di Gaza pada akhir tahun 2023. Para pejabat Saudi bersikeras bahwa kemajuan menuju solusi dua negara sangat penting sebelum melangkah lebih jauh. Trump diperkirakan akan mengusulkan kerangka kerja yang didukung AS untuk mengakhiri konflik Gaza dan memperbarui upaya normalisasi selama perjalanan ini.

Pergeseran Kebijakan AS dalam Isu Nuklir dan Normalisasi

Tidak seperti pemerintahan Biden, yang mengaitkan kerja sama nuklir Arab Saudi dengan normalisasi dengan Israel, tim Trump memisahkan pembicaraan ini. Arab Saudi meminta bantuan AS untuk mengembangkan program nuklir sipil, sebuah langkah yang menimbulkan kekhawatiran di Israel. Sebelumnya, Israel telah menuntut agar kerja sama nuklir bergantung pada normalisasi.

Kesepakatan Ekonomi Utama dan Perjanjian Pertahanan

Pertemuan Trump dengan MBS akan sangat berfokus pada kolaborasi ekonomi. Trump bertujuan untuk mengamankan investasi Saudi senilai $1 triliun di industri AS, melanjutkan janji senilai $600 miliar yang dibuat oleh putra mahkota pada awal tahun ini. Arab Saudi juga diperkirakan akan mengumumkan pembelian senjata senilai lebih dari $100 miliar, termasuk rudal, sistem radar, dan pesawat angkut.

Merevitalisasi perjanjian pertahanan AS-Saudi, yang telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, adalah topik penting lainnya.

Kebijakan Ekspor Teknologi

Di UEA, Trump akan bertemu dengan Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk mendiskusikan peluang investasi di berbagai sektor seperti kecerdasan buatan, semikonduktor, energi, dan manufaktur. UEA baru-baru ini meluncurkan rencana investasi senilai $1,4 triliun yang menargetkan industri-industri ini di AS selama dekade berikutnya.

Trump juga kemungkinan besar akan mencabut pembatasan ekspor teknologi canggih yang diberlakukan selama pemerintahan Biden. UEA bertujuan untuk mengakuisisi microchip AS dan teknologi AI untuk meningkatkan ambisinya menjadi pemimpin AI global pada 2030.

Pembicaraan Keamanan Regional

Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah. Diskusi Trump dengan Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani akan mencakup kerja sama militer dan keamanan regional. Qatar, yang memiliki hubungan baik dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad, mungkin akan meminta dukungan AS untuk meringankan sanksi terhadap Suriah. Sebagai mediator regional utama, Qatar diharapkan untuk melibatkan Trump dalam upaya mencapai gencatan senjata di Gaza.

Ketidakhadiran Israel dan Meningkatnya Ketegangan

Yang menarik, Israel tidak diikutsertakan dalam tur Teluk ini di tengah meningkatnya konflik di Gaza. Sejak gencatan senjata runtuh pada Maret 2025, Israel telah mengintensifkan operasi militer, sambil mengungkapkan kekhawatiran tentang berkurangnya dukungan AS.

Berbagai laporan mengindikasikan adanya gesekan yang meningkat antara Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pemerintahan Trump tampaknya ingin mengejar kebijakan Timur Tengah secara mandiri, tanpa menunggu kerja sama Israel.

Analis Israel Ori Goldberg mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ketidakpercayaan antara Trump dan Netanyahu telah menjadi signifikan, dengan sikap Israel saat ini yang menyimpang dari tujuan Trump.

Reaksi Regional dan Isu Palestina

Menjelang kunjungan Trump, Arab Saudi, Qatar, dan UEA telah menjanjikan investasi yang signifikan di AS, yang menandakan keinginan untuk memperdalam hubungan ekonomi. Namun, proposal kontroversial Trump untuk merelokasi penduduk Gaza ke negara-negara Arab lainnya ditolak oleh para pemimpin regional dalam sebuah pertemuan Februari, yang menekankan pentingnya penentuan nasib sendiri bagi Palestina dan stabilitas regional.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |