Kontroversi Pernyataan Kepala BGN Soal Minum Susu

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya tentang konsumsi susu dua liter per hari untuk menunjang pertumbuhan anak viral dan menuai pro-kontra di tengah masyarakat.

Berawal dari Kisah Pribadi
Kontroversi berawal dari pernyataan Dadan saat mengunjungi Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil di Bangkalan, Jawa Timur. Dalam kunjungan tersebut, ia membagikan kisah pribadinya tentang membesarkan dua putranya yang diwajibkan mengonsumsi susu setiap hari hingga mereka duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia mengungkapkan, anak bungsunya pernah minum susu hingga dua liter per hari dan kini memiliki tinggi badan 185 cm, sedangkan sang kakak memiliki tinggi 181 cm. “Pasti semua salah paham,” ujar Dadan saat dikonfirmasi, Kamis, 29 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menegaskan, minum susu dua liter per hari bukanlah anjuran resmi,melainkan pengalaman pribadi yang tidak dijadikan dasar kebijakan dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, banyak yang menilai pernyataan tersebut tidak realistis dan justru dapat mengaburkan substansi penting dari pesan gizi yang ingin disampaikan oleh pemerintah.

Kritik dari Pengamat Politik
Pengamat politik Hendri Satrio menilai gaya komunikasi Dadan tidak tepat. Ia menyebut bahwa masyarakat lebih fokus pada angka "Dua liter susu per hari" ketimbang manfaat susu itu sendiri. “Ini soal bagaimana pesan disampaikan,” ujar Hendri.

Hendri mengatakan, pernyataan Dadan selalu dalam kapasitasnya sebagai Kepala BGN. Menurut Hendri, semua ucapan Dadan akan selalu dikaitkan dengan program Makan Bergizi Gratis.

Menurut Hendri, pernyataan Dadan soal minum susu dua liter per hari berisiko menjadi blunder komunikasi yang berpotensi merugikan program unggulan Presiden Prabowo Subianto. "Tapi kalau ada cegukan komunikasi kayak ini, program unggulan bisa tertatih-tatih," katanya.

Hendri menambahkan, tidak semua keluarga Indonesia mampu menyediakan dua liter susu setiap hari untuk anak-anak mereka di tengah tekanan ekonomi yang ada. "Pernyataan ini menuai sorotan netizen karena dianggap tidak realistis di tengah tantangan ekonomi masyarakat," ujar Hendri dalam keterangannya pada Kamis, 29 Mei 2025.

Hendri bahkan menyarankan agar Presiden Prabowo menata ulang strategi komunikasi Kabinet Merah Putih secara menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang. "Pak Prabowo pasti paham ini. Masalah komunikasi harus diselesaikan dari atas dulu," tegasnya.

Dadan: Hanya Berbagi Pengalaman
Di tengah kritik tersebut, Dadan tetap membela pernyataannya sebagai bentuk kebebasan dalam berbagi pengalaman keluarga. Ia menyatakan, membesarkan anak adalah urusan yang sangat personal, dan setiap orang tua tentu memiliki pendekatan masing-masing.

Bagi dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, susu adalah sumber kalsium yang penting bagi pertumbuhan anak-anak. Sehingga ia menegaskan bahwa kisah anaknya yang meminum susu hingga 2 liter itu merupakan kebiasaan keluarganya. "Saya yakin setiap insan punya prinsip dan pijakan masing-masing dalam membesarkan keluarga,” ujarnya.

Ia pun menegaskan kembali bahwa cerita pribadi itu bukan menjadi dasar kebijakan nasional. Selain itu, dia mengatakan, program MBG telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. "Orang cerita pengalaman mengurus anak dan menceritakan realita masa tidak boleh. Kan tidak kami jadikan kebijakan dalam MBG karena kami sesuaikan dengan situasi dan kondisi," tutur Dadan.

Dian Rahma Fika turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Kepala BPOM: Kalau MBG Kami Ambil Alih, Ada yang Tersinggung

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |