Liputan6.com, Jakarta Bagi umat Islam, kurban bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga lambang keikhlasan dalam melepaskan keterikatan pada hal-hal duniawi demi meraih nilai-nilai spiritual yang lebih luhur.
Di tengah budaya konsumtif yang kian mengakar di zaman modern ini, makna kurban makin relevan untuk direnungkan secara mendalam. Pasalnya, kurban bukan hanya soal menyembelih hewan, melainkan juga tentang menyembelih sisi konsumtif dalam diri.
Selain itu, ibadah kurban juga mengajarkan tentang pengendalian diri. Bagaimana tidak? Dalam pelaksanaannya, seseorang diminta mempersembahkan hewan terbaik yang menjadi sebuah simbol.
Simbol apa? Ya, simbol bahwa mendekatkan diri kepada Tuhan butuh keberanian untuk mengorbankan hal-hal yang paling kita cintai: entah itu harta, status sosial, atau kenyamanan pribadi.
Kurban dengan menyembelih hewan ternak juga dapat dimaknai sebagai penyembelihan sifat hewani, ego konsumtif, gaya hidup boros energi, makanan, dan barang yang mendorong eksploitasi alam.
Jika di masa lalu, Nabi Ibrahim diuji untuk mengorbankan anaknya, maka di masa kini, manusia diuji mengorbankan kenikmatan duniawi yang menimbulkan kesenjangan sosial.
Kurban di Dompet Dhuafa
Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa datang sebagai sarana untuk menantang arus besar ini. Kurban di Dompet Dhuafa mengajarkan kita, bahwa harta terbaik bukan untuk ditumpuk, tetapi untuk dibagikan.
Beberapa pihak kini mulai mengaitkan ibadah kurban dengan misi keberlanjutan, termasuk program Tebar Hewan Kurban (THK) yang digagas Dompet Dhuafa.
Program tersebut tak hanya mendistribusikan daging kurban ke wilayah defisit, tetapi juga memberdayakan peternak kecil secara ekonomi, bukan peternakan massal yang eksploitatif.
Selain itu juga THK mendorong pola kurban yang lebih adil, bukan menumpuk di kota-kota besar saja. Melalui jaringan-jaringan cabang dan mitra Dompet Dhuafa di pelosok-pelosok daerah, THK juga mampu menghidupkan ekonomi di pedesaan tanpa harus memperbesar jejak karbon secara masif.
Dengan skema ini, kurban menjadi lebih dari ritual. Kurban menjadi alat transformasi sosial sekaligus komitmen ekologis global.
Meski begitu, mengaitkan kurban dengan pengorbanan gaya hidup konsumtif bukan berarti menolak kemajuan atau menafikan kenikmatan hidup. Justru, ini adalah ajakan untuk mengubah orientasi konsumtif dari sekadar memuaskan diri menjadi lebih bermanfaat bagi banyak pihak.
Oleh itu, Iduladha seharusnya tak hanya menyentuh relung spiritual, tetapi juga memantik kita untuk membentuk ulang gaya hidup sehari-hari.
Setiap daging kurban yang kita bagikan, setiap peternak yang kita berdayakan, setiap anak pelosok yang tersenyum menerima daging segar, semua itu adalah buah dari keberanian kita dalam berkurban dan juga mengorbankan diri yang lama menuju diri baru yang lebih peduli dan berkeadilan.
Distribusi Sangat Baik
Sri dan Omar adalah sepasang suami istri yang tinggal di Bogor, Jabodetabek. Alasan pasangan ini berkurban melalui Dompet Dhuafa adalah karena distribusinya yang sangat baik.
Mereka melihat portofolio Dompet Dhuafa dalam menjaga Amanah kurban ini sangat bagus. Keduanya juga berfikir dan memilih memang lebih arif jika kurban dikelola secara profesional daripada dilakukan sendiri secara individual.
“Kekuatan umat itu akan lebih maksimal apabila terorganisir dengan baik. Kalau kita lakukan sendiri-sendiri, mungkin ya hanya itu-itu saja yang kita jangkau. Sementara kalua terorganisir melalui Dompet Dhuafa, maka pasti akan lebih efektif dan tepat sasaran, serta dampaknya lebih besar,” ucap Omar saat menunaikan kurbannya kepada Dompet Dhuafa, Selasa (29/04/2025).
“Kalau di lingkungan sini kan semuanya sama ya. Banyak orang mampu. Setiap tahunnya juga selalu berkurban. Para penerima daging kurbannya juga sama, baik yang kaya maupun miskin. Sementara di luar sana banyak orang-orang yang menikmati daging saja harus menunggu Iduladha,” imbuh sang istri pada kesempatan yang sama.
Begitulah kurban di Dompet Dhuafa memiliki dampak dan pengaruh yang besar bagi pandangan para pekurban terhadap sosial.
Setiap pekurban yang berkurban di Dompet Dhuafa melalui program Tebar Hewan Kurban (THK) memiliki nilai sosial dan kepedulian terhadap para peternak kecil, maupun penerima manfaat di daerah-daerah pelosok. Sengaruh itulah kurban melalui Dompet Dhuafa? Buktikan melalui Tebar Hewan Kurban 1446 H.
(*)