Momen Wisuda UGM: Bunga Duka Cita untuk Argo di Fakultas Hukum Kian Banyak

1 day ago 6

TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) mewisuda sebanyak 1.408 lulusan Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode III Tahun Akademik 2024/2025 pada Rabu, 28 Mei 2025. Di balik acara yang dipusatkan di Gedung Grha Sabha Pramana itu, suasana di Fakultas Hukum (FH) yang hanya beberapa langkah di timur Grha Sabha itu tampak berbeda dan sedikit lengang.

Tak ada suara-suara berisik atau hal-hal berbau pesta dan perayaan. Namun lebih terasa lengang dan sunyi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pantauan Tempo, usai prosesi wisuda di gedung pusat, para wisudawan dari Fakultas Hukum dengan masih mengenakan toga dan berkebaya, tampak merapat ke patung Dewi Themis atau Dewi Keadilan, yang berada di halaman sisi utara fakultas itu. Di bawah patung yang memegang pedang dan timbangan dengan mata tertutup itu, kian menggunung tumpukan bunga dan ucapan duka cita berikut foto-foto mendiang Argo Ericko Achfandi semasa hidup.

Argo (19 tahun) merupakan mahasiswa Fakultas Hukum yang meninggal pada Sabtu 24 Mei 2025 setelah motor yang dikendarainya ditabrak mobil jenis BMW di kawasan Jalan Palagan, Sleman. Pengemudi BMW itu juga mahasiwa UGM dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) bernama Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan (21 tahun). Christiano sudah jadi tersangka dan ditahan di Polresta Sleman pada Rabu, 28 Mei 2025.

Di bawah patung Dewi Keadilan itu, sejumlah wisudawan dari FH UGM dan beberapa mahasiswa lain tampak bergantian menata tumpukan duka cita untuk Argo. Beberapa di antaranya juga mendokumentasikannya sebagai kenangan atas sahabatnya.

Tumpukan bunga dan ucapan duka cita di bawah patung itu semakin banyak sejak para sivitas FH UGM menggelar doa bersama dan menuntut pengusutan kasus kecelakaan itu pada Senin malam, 26 Mei 2025. "Argo merupakan mahasiswa berprestasi yang kuliah dari jalur beasiswa program BSI Unggulan," ujar Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Sistem Informasi FH UGM Heribertus Jaka Triyana, Rabu, 28 Mei 2025.

Mahasiswa angkatan 2024 itu berkuliah di Jurusan Ilmu Hukum yang cukup aktif dalam organisasi dan aktivitas di kampus. "Kalau soal latar belakang (apakah Argo dari keluarga kurang mampu atau tidak) itu kami belum mengetahui persis, yang jelas di sini dia mahasiswa berprestasi," kata Jaka.

Dalam prosesi wisuda di Grha Sabha Pramana, perwakilan wisudawan dari Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian UGM, Faiza Salsabila Rahmah, juga turut mengajak ribuan wisudawan hening dan berdoa bersama untuk Argo sebelum pidato sambutannya. "Sebelum saya menyampaikan sambutan pagi ini, izinkan saya mengajak teman-teman menundukkan kepala, melapangkan waktu untuk mendoakan sahabat kami, Argo Ericko Achfandi dari Fakultas Hukum, sebuah cahaya kecil yang mungkin terlalu cepat untuk redup,” ujar Faiza.

Sejumlah rekan seangkatan Argo pun mengungkapkan masih merasa tak percaya dan sangat kehilangan atas sosok yang dikenal baik dan periang itu. Seperti salah satunya Anastasya Shiva, teman seangkatan Argo, yang tak menyangka jika rekannya itu sudah berpulang.

"Waktu itu (sebelum kabar kecelakaan), beberapa jam sebelumnya Argo masih merespons di WA (WhatsApp) grup, masih kirim-kirim foto, jadi sempat tak percaya pas ada berita kalau dia sudah pergi," ujar Shiva mengenang.

Sosok Argo sebagai penerima beasiswa itu pun turut diulas dalam laman BSI Maslahat yang merupakan lembaga pengelola dana ZISWAF. Salah satu programnya adalah BSI Scholarship yang diterima Argo.

Program beasiswa ini disebut ditujukan bagi pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan dukungan pendidikan dan ingin berkembang tidak hanya secara akademis, tetapi juga dalam hal karakter dan kepemimpinan. Dalam laman itu disebutkan, sejak kecil hidup Argo penuh dengan perjuangan. 

Saat usianya baru menginjak tujuh tahun, sang ayah meninggal dunia. Sebagai anak laki-laki tertua di keluarga, Argo tumbuh menyaksikan kerasnya perjuangan sang ibu yang berusaha membesarkan anak-anaknya seorang diri. 

Peristiwa itu menjadi titik balik dalam hidup Argo, yang kemudian memupuk tekad kuat untuk berprestasi dan meringankan beban keluarga.  Semangat itu membawanya menorehkan prestasi demi prestasi. 

Sejak SD hingga SMA, Argo selalu masuk peringkat teratas. Ia bahkan menjadi lulusan terbaik di SMP-nya, meraih nilai rapor tertinggi di antara teman-temannya. Puncaknya, ia diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Melalui beasiswa itulah, Argo disebut mendapatkan dukungan finansial sekaligus kesempatan mengikuti berbagai pelatihan pengembangan diri, seperti pelatihan kepemimpinan. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |