Shalat Idul Adha merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah, bertepatan dengan Hari Raya Kurban. Momen ini menjadi salah satu perayaan keagamaan penting bagi umat Islam, yang tidak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi serta menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial.
Berikut ini adalah tahapan lengkap yang dapat dijadikan panduan untuk melaksanakan shalat Idul Adha dengan benar dan khusyuk:
1. Bersuci Sebelum Melaksanakan Shalat
Langkah awal sebelum menunaikan shalat adalah memastikan diri dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lakukan wudhu secara sempurna, atau jika dalam keadaan yang mewajibkan, mandi besar (mandi junub) terlebih dahulu. Bersuci merupakan salah satu syarat sahnya ibadah shalat, sehingga harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketelitian.
Dalam rangka menghormati hari yang agung ini, umat Islam dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang rapi, bersih, dan sesuai syariat, yakni pakaian yang menutup aurat. Pilihlah pakaian terbaik yang dimiliki, sebagaimana Rasulullah SAW pun menggunakan pakaian khusus ketika Hari Raya. Hal ini mencerminkan sikap memuliakan ibadah dan hari raya yang tengah dijalani.
3. Menanti Waktu Pelaksanaan dengan Penuh Persiapan
Shalat Idul Adha dilakukan setelah matahari terbit dan mulai naik setinggi satu tombak (sekitar 15–20 menit setelah terbit), dan waktunya berakhir sebelum tergelincir ke waktu Zuhur. Disarankan untuk datang lebih awal ke tempat pelaksanaan, baik itu lapangan, masjid besar, atau lokasi khusus yang telah ditentukan, guna menyiapkan diri dan hati untuk beribadah secara berjamaah.
4. Memulai Shalat dengan Takbiratul Ihram
Shalat diawali dengan takbiratul ihram, yaitu takbir pertama yang menandai dimulainya ibadah. Setelah itu, jamaah membaca doa iftitah, sebuah bacaan pembuka yang menjadi bagian dari sunah dalam shalat. Tahapan ini penting sebagai awal untuk memfokuskan diri kepada Allah SWT.
5. Membaca Al-Fatihah dan Surah Pendek
Setelah doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah di setiap rakaat. Pada rakaat pertama, setelah Al-Fatihah, imam biasanya membaca surah pendek seperti Surat Al-A’la, sementara pada rakaat kedua, surat yang dibaca bisa berupa Surat Al-Ghasyiyah atau yang lainnya. Bacaan surah ini menjadi bagian dari kekhusyukan shalat.
6. Melakukan Takbir Tambahan
Shalat Idul Adha memiliki kekhususan berupa takbir tambahan di setiap rakaat. Pada rakaat pertama, terdapat 7 kali takbir, dan pada rakaat kedua 5 kali takbir, tidak termasuk takbir saat berdiri dari sujud. Di sela-sela takbir ini, disunahkan untuk mengangkat tangan dan membaca dzikir seperti "Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar".
Setelah membaca surah, shalat dilanjutkan dengan gerakan sebagaimana shalat lainnya, yaitu ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya. Semua gerakan dilakukan secara tertib dan penuh kekhusyukan, mengikuti imam dalam satu kesatuan jamaah.
8. Mendengarkan Khutbah Idul Adha
Setelah shalat selesai, imam menyampaikan khutbah Idul Adha. Meskipun khutbah ini tidak menjadi syarat sah shalat, umat Islam sangat dianjurkan untuk mendengarkannya dengan seksama. Isi khutbah biasanya memuat pesan-pesan tentang keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, makna pengorbanan, serta pentingnya berbagi melalui ibadah kurban.
9. Bertakbir, Berdoa, dan Saling Bersilaturahmi
Setelah khutbah selesai, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak takbir, dzikir, dan doa sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan nikmat dari Allah. Di hari yang penuh berkah ini, umat juga disunnahkan untuk bersilaturahmi, saling bermaafan, dan membagikan kebahagiaan dengan sesama, baik melalui ucapan, makanan, maupun pemberian daging kurban.