INFO NASIONAL – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menegaskan komitmennya dalam penanggulangan HIV/AIDS, tidak hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai pengarah kebijakan dan penggerak sinergi lintas sektor. Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan dalam audiensi bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Selasa, 20 Mei 2025.
“Pemerintah Kota Bandung hadir bukan hanya untuk memfasilitasi, tapi juga memimpin arah kebijakan, menggerakkan kolaborasi, dan memastikan bahwa semua pihak berjalan dalam satu arah yang terintegrasi,” ujar Farhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Audiensi tersebut menjadi momentum penting untuk mengevaluasi capaian Kota Bandung dalam menekan laju penyebaran HIV/AIDS sekaligus merumuskan langkah strategis berbasis kolaborasi. Farhan menegaskan bahwa Pemkot Bandung siap menyesuaikan kebijakan dan tata kelola program untuk memperkuat upaya preventif, memperluas deteksi dini, meningkatkan edukasi masyarakat, serta menjamin ketersediaan layanan pengobatan bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV).
“Kami ingin membangun kota yang inklusif, tanpa stigma, dan memberi ruang bagi semua orang untuk hidup sehat dan bermartabat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Sekretariat KPA Kota Bandung, Maya Verasandi, memaparkan bahwa dari estimasi Kementerian Kesehatan RI sebanyak 10.931 orang, Kota Bandung telah menemukan 9.784 kasus HIV positif dari tahun 1991 hingga Januari 2025. Jumlah ini mencerminkan sekitar 90% dari estimasi kasus, menunjukkan efektivitas upaya deteksi dan pelacakan.
Dari jumlah tersebut, 65 persen atau sekitar 6.370 ODHIV tercatat patuh menjalani pengobatan antiretroviral (ARV). Sementara itu, 35 persen lainnya masuk kategori Lost to Follow Up (LFU), yang kini tengah ditelusuri kembali oleh tim pendamping dari lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Lebih menggembirakan lagi, 57 persen dari ODHIV yang rutin menjalani pengobatan setara dengan 3.631 orang yang berhasil mencapai kondisi viral load tidak terdeteksi, artinya mereka tidak lagi berisiko menularkan virus.
Dalam pertemuan tersebut, KPA mengusulkan sejumlah langkah penguatan, termasuk program Warga Peduli AIDS (WPA), integrasi edukasi HIV dalam aktivitas pemuda, serta perluasan kemitraan dengan Karang Taruna dan remaja masjid untuk menyasar kelompok usia produktif secara lebih efektif.
Menanggapi usulan itu, Wali Kota Farhan merespons positif dan langsung menginstruksikan jajaran terkait untuk menindaklanjuti dengan rencana kerja lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Kita perlu menyatukan energi. Ini bukan hanya tentang kesehatan, tapi juga tentang membangun masyarakat yang saling peduli dan memberdayakan,” kata Farhan.
Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis kolaborasi lintas sektor, Pemkot Bandung menegaskan kesiapannya menjadi model penanganan HIV/AIDS yang holistik dan manusiawi di Indonesia.(*)