Polisi Tangkap 27 Warga Maba Halmahera Timur Setelah Menggelar Demo Menolak Tambang

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 27 warga Maba, Halmahera Timur ditangkap polisi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Maluku Utara pada Ahad, 18 Mei 2025.

Puluhan warga Maba yang ditangkap itu adalah mereka yang mengelar aksi protes menolak aktivitas pertambangan PT Position pada 16-17 April 2025. Mereka ditangkap oleh tim gabungan dari Polres Halmahera Timur dan Polda Maluku Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka ditangkap karena dituduh melakukan tindak pidana membawa senjata tajam, penghasutan, perampasan, dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan saat melakukan aksi protes. 

Komisaris Besar, Bambang Suharyono, Kepala Bidang Humas, Polda Maluku Utara mengatakan, penangkap terhadap sejumlah warga Halmahera Timur itu lantaran mereka diketahui membawa senjata tajam saat melakukan aksi. Mereka saat ini sedang diperiksa dan dimintai keterangan. 

“Prosesnya sementara masih berlangsung. Kami akan mengeluarkan rilisnya setelah semua selesai,”ujar Bambang saat dihubungi TEMPO Senin, 19 Mei 2025. 

Menurut Bambang, warga yang ditangkap masih berstatus diperiksa. Mereka masih dimintai keterangan atas aksi yang mereka gelar. Bila dalam pemeriksaan tidak ditemukan bukti, Polisi memastikan akan melepaskan warga. “Jadi saat ini masih diperiksa. Kalau kemudian tidak ada bukti tentu kami akan membebaskannya,”ujar Bambang.  

Anto Yunus, kuasa hukum 27 warga Maba mengungkapkan, penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kleinnya dinilai berlebihan. Tuduhan membawa senjata tajam yang disampaikan polisi merupakan alasan mengada-ada dan tidak masuk akal.

“Warga yang ditangkap ini rata-rata bekerja sebagai petani. Setiap mau kekebun tentu mereka bawa parang dan pisau. Kalau tuduhan itu jelas sedikit berlebihan,”kata Anto.

Saat ini kata Anto, warga Maba yang ditangkap masih ditahan di Polda Maluku Utara untuk dimintai keterangan. Mereka sebelumnya menolak diperiksa sebelum ada pedamping hukum. 

“Secara psikologis, mereka syok karena aksi yang mempertahankan lahan kebun berujung diperiksa polisi. Sampai saat ini kami masih terus mendampinginya,” ujar Anto.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |