TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, tidak ingin kesenian ondel-ondel digunakan untuk mengamen. Menurut dia, kebudayaan Betawi itu harus dirawat dengan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
”Saya ingin ondel-ondel tidak digunakan untuk mencari mengamen. Tetapi betul-betul dirawat dengan baik,” kata Pramono di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025.
Mantan Sekretaris Kabinet ini mengatakan, budaya ondel-ondel harus tetap lestari. Pelaku kesenian ondel-ondel perlu diberi penghargaan. Dia berniat untuk membantu 42 Sanggar di Jakarta yang melestarikan ondel-ondel.
Ke depan, politikus PDIP ini akan membuat regulasi untuk membantu pelaku kesenian supaya bisa tetap mempertahankan ondel-ondel. Dia berharap, ondel-ondel tidak dijadikan untuk mencari uang dengan cara mengamen.
“Sehingga undang-undang ya udah nanti kita buat, kita undang berbagai acara di ibu kota, acara yang banyak banget,” kata dia.
Saat menjadi calon gubernur, Pramono Anung pernah merespons permintaan warga agar menindak para pangamen ondel-ondel jika memenangi pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024. Permintaan ini disampaikan oleh Hamzah Wahab, Ketua Umum Pendukung Anies Presiden atau PAS Presiden saat kampanye akbar Forum Komunikasi Anak Betawi atau Forkab.
Pramono mengatakan bahwa dia tidak ingin membahas sesuatu yang nantinya bakal menjadi perdebatan. Kendati begitu, dia tetap akan menjunjung budaya Betawi untuk terus berkembang di Jakarta jika terpilih sebagai gubernur.
“Bagi saya apapun itu, memang budaya Betawi harus dijunjung tingi. Saya tidak mau masuk ke dalam wilayah perdebatan yang menurut saya orang mencari nafkah dengan menggunakan ondel-ondel itu pro kontra,” ujar Pramono, Sabtu, 9 November 2024.
Mantan Sekretaris Kabinet ini menyebut budaya Betawi memang harus dikurasi menjadi lebih berkembang untuk memunculkan wajah baru bagi Jakarta. Hal ini disebutnya akan tercipta jika akar dari kebudayaan Betawi diperkuat dan kokoh untuk menghadapi kebaruan tradisi di masa mendatang.
“Contohnya seperti yang sering saya sampaikan, menerima tamu tidak lagi pakai kopi atau teh, tapi bir pletok yang menjadi minuman tradisional Betawi, dan sebagainya-sebagainya,” ujar Pramono.
Soal ondel-ondel dipakai mengamen bukan persoalan yang baru. Koran Tempo pernah menerbitkan laporan ihwal ondel-ondel dipakai mengamen, pada 29 Maret 2021. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun sudah melarang ondel-ondel dijadikan alat mengamen, alasannya untuk memuliakan warisan budaya Betawi yang menjadi ikon Jakarta.
Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam tulisan ini