TEMPO.CO, Jakarta - Chief Executive Officer Meta Mark Zuckerberg belakangan membuka peluang pengembangan fitur berbayar pada Meta AI yang sudah dipakai lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan. Jumlah konsumen layanan pintar ini naik drastis dari posisi 500 juta pengguna per September 2024. Capaian memperkuat posisi Meta AI dalam persaingan pasar produk chatbot AI.
"Fokus kami pada tahun ini adalah menjadikan Meta AI sebagai asisten pribadi terdepan, dengan penekanan pada personalisasi, percakapan suara, dan hiburan," ujar Zuckerberg, dikutip dari ulasan Tech Crunch pada Kamis. 29 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Zuckerberg, peningkatan kemampuan Meta AI bisa saja disusul dengan layanan berbayar. Bila skema ini diterapkan, Meta akan bersaing secara langsung dengan penyedia aplikasi AI top di pasar, termasuk ChatGPT milik OpenAI.
“Dengan berlangganan, pengguna bisa membayar untuk mendapatkan akses ke komputasi yang lebih tinggi,” kata dia.
Pengumuman soal satu miliar pengguna ini hanya berselang sebulan setelah peluncuran aplikasi mandiri Meta AI. Pengguna bisa mengakses asisten AI tanpa perlu membuka media sosial Meta, seperti WhatsApp dan Instagram. Artinya produk Meta AI sudah mirip seperti aplikasi ChatGPT dan beberapa asisten AI lainnya.
Mengutip Antara, Meta menawarkan pendekatan yang berbeda dari entitas pesaingnya. Meta mengandalkan data pengguna yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun melalui Facebook dan Instagram.
Asisten AI Meta diklaim dapat memberi respons yang lebih personal berkat informasi yang sudah dipilih pengguna. Informasi yang diadopsi dari media sosial Meta ini seperti profil, minat, dan interaksi dengan konten. Fitur personalisasi ini masih bersifat terbatas, hanya untuk pengguna di Amerika Serikat dan Kanada. Pengguna juga bisa memberikan informasi tambahan, seperti kebiasaan atau preferensi, yang bisa dipahami AI.