Restoran di Jepang Dikritik setelah Menolak Turis Cina

7 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah restorandi Osaka, Jepang, memasang pengumuman yang memicu kontroversi di pintu masuknya. Pengumuman itu berisi larangan untuk pelanggan dari Cina karena dianggap kasar.

Restoran yakitori atau sate khas Jepang bernama Hayashin menjadi viral setelah beberapa akun mendia sosial mengunggah pengumuman itu pada 10 Mei 2025. Ditulis dalam bahasa Mandarin, catatan itu mengatakan tempat itu tidak menerima pelanggan Cina karena banyak yang kasar,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Banyak orang tidak sopan. Kami tidak mengizinkan pelanggan Cina masuk ke toko kami. Terima kasih," demikian bunyi pengumuman itu, seperti dilasir Dimsum Daily. 

Dukungan warganet terbagi dua atas pengumuman itu. Sejumlah warga lokal nasionalis mendukungnya, sementara sejumlah pengamat daring Cina mengungkapkan kekecewaan dan kemarahan atas sikap diskriminatif tersebut.

"Restoran yang mengunggah catatan seperti itu bahkan memiliki tata krama yang lebih buruk daripada pelanggan yang kasar," kata seorang pengamat yang dikutip South China Morning Post

Pendukung restoran meminta pelanggan dari Cina untuk menyampaikan keluhannya kepada rekan-rekan senegara yang berperilaku buruk. 

Restoran Minta Maaf 

Setelah pengumuman itu viral, Hayashin meminta maaf melalui Sasaya Holdings, perusahaan yang menaungi restoran itu. Permintaan maaf itu ditulis dalam bahasa Jepang dan Mandarin. 

Dalam pernyataan itu, Sasaya Holdings menuliskan bahwa pengumuman itu dipasang oleh orang yang bertanggung jawab atas operasional toko tanpa izin perusahaan. Sebagai tanggapan, perusahaan menghapus pemberitahuan tersebut sesegera mungkin. 

“Kami ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pelanggan yang merasa tersinggung dengan pemberitahuan ini. Semua toko kami selalu beroperasi dengan tujuan menyambut semua pelanggan, termasuk pelanggan asing, dan berusaha memberikan layanan terbaik. Kebijakan ini tidak akan pernah berubah di masa mendatang," demikian pernyataan Sasaya. 

Bukan Pertama Kali 

Ini bukan pertama kalinya restoran di Jepang menolak turis Cina. Pada 2023, seorang influencer Tiongkok mengungkap sebuah restoran Cina di Tokyo juga memasang catatan yang melarang orang Tiongkok. Catatan itu juga mengatakan dalam bahasa Jepang bahwa tindakan itu dirancang untuk mencegah "virus Cina". Influencer itu masuk ke restoran untuk menghadapi staf, dan langsung diusir.

Restoran Tokyo lainnya mengunggah di media sosial bahwa mereka telah melarang pelanggan Cina dan Korea Selatan pada Juli lalu.

Sebelumnya, laporan media tentang perilaku buruk turis berbahasa Mandarin di Jepang menimbulkan kontroversi di media sosial dan menyebabkan banyak orang mengeluh tentang pariwisata berlebihan di Jepang.

Kasus terbaru melibatkan seorang influencer Cina yang melahap makanan laut mahal di prasmanan Jepang, dua wanita Cina berbaring di tengah jalan raya untuk difoto saat lalu lintas macet, dan seorang turis dari Taiwan dengan kasar mengguncang pohon sakura di Jepang untuk menciptakan suasana romantis untuk difoto.

Jepang mengalami pertumbuhan turis asing sampai memecahkan. Tahun lalu, negara ini dikunjungi 36,9 juta turis internasional, naik 47,1 persen dari tahun sebelumnya, melampaui rekor sebelumnya sebesar 31,9 juta pada 2019. Jumlah pengunjung terbesar berasal dari Korea Selatan, yaitu sebesar 23,8 persen, diikuti oleh Cina sebesar 18,9 persen.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |