TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan pemerintah resmi meluncurkan program bantuan dana pendidikan bagi guru yang belum menamatkan jenjang sarjana (S1) atau setara diploma 4 (D4). Program tersebut diluncurkan tepat di Hari Pendidikan Nasional 2025.
Program ini memberikan bantuan sebesar Rp 3 juta per semester bagi sekitar 12 ribu guru di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kualifikasi pendidikan guru, terutama bagi mereka yang masih berada di jenjang D2 atau D3, atau bahkan belum pernah menempuh pendidikan tinggi sama sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Masing-masing Rp3 juta per semester. Dan itu dialokasikan untuk sekitar 12.000 guru di Indonesia,” kata Abdul Mu'ti saat menghadiri peringatan Hardiknas 2025 di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Mei 2025.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa syarat utama untuk menerima bantuan pendidikan ini adalah guru belum menyelesaikan pendidikan jenjang S1 atau D4. Selain itu, bantuan ini dapat diberikan bagi para guru yang baru memiliki kualifikasi D2 hingga D3 dan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya melalui program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau).
Di samping itu, pihaknya juga siap memberikan bantuan pendidikan bagi para guru yang belum pernah mengenyam bangku pendidikan tinggi. Bagi mereka ini, Mu'ti menjelaskan pihaknya menawarkan dua opsi untuk memudahkan para guru berkuliah sambil tetap mengajar, yakni kerja sama dengan pihak perguruan tinggi ataupun kuliah secara daring.
“Bagi guru yang belum pernah kuliah, nanti kuliah mulai dari semester satu, skemanya bisa melalui kerja sama dengan perguruan tinggi atau melalui kuliah secara online. Nanti kami akan lihat mana yang paling mungkin karena guru-guru itu selama kuliah kami harapkan masih tetap mengajar di sekolahnya masing-masing,” kata Mu'ti.
Skema Bantuan Pendidikan Guru
Berdasarkan hal itu, Mu'ti merumuskan beberapa skema untuk menyesuaikan dengan latar belakang pendidikan para guru yang beragam. Pertama, bagi guru yang sudah menempuh diploma 2 (D2) dan diploma 3 (D3) bisa melanjutkan melalui program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Kedua, program ini juga ditujukan bagi guru yang sudah menyelesaikan D4 atau S1 tapi ijazahnya tidak diakui karena belum linier dengan jurusan pengajaran. Mu'ti menjanjikan guru-guru tersebut akan dibantu mendapatkan pengakuan karena Kemendikdasmen telah membuat nota kesepahaman dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
"Itu nanti kami data dan bisa kami akui ijazahnya sehingga dia sebenernya sudah S1 atau D4. Ini kerja sama dengan BKN," ujar Mu'ti.
Terakhir, skema ketiga yaitu pemerintah akan memberikan bantuan uang kuliah bagi guru yang sama sekali belum pernah mencicipi bangku perguruan tinggi. Mu'ti berujar guru itu akan mengikuti perkuliahan dari semester satu hingga selesai.
"Skemanya bisa melalui kerja sama dengan perguruan tinggi atau melalui kuliah secara online," kata Mu'ti.