Liputan6.com, Jakarta - Pamer dosa atau secara sengaja menunjukkan perilaku maksiat kepada orang lain tanpa rasa malu, kini kian marak terjadi di tengah masyarakat. Terlebih di era media sosial seperti saat ini, di mana segala aktivitas pribadi bisa dengan mudah dibagikan ke ruang publik.
Tanpa disadari, banyak orang yang justru menjadikan dosa sebagai bahan konten atau bahkan kebanggaan, seakan-akan tidak ada lagi rasa takut terhadap murka Allah SWT.
Dalam berbagai dalil, Rasulullah SAW telah memperingatkan umatnya agar tidak menyebarkan atau membanggakan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Bahkan, ada ancaman khusus bagi mereka yang dengan sengaja membuka aib dirinya sendiri yang telah Allah tutupi.
Khutbah jumat ini tidak hanya menjadi pengingat bagi para jamaah akan larangan memamerkan kemaksiatan, tetapi juga menggugah kesadaran bersama agar dapat kembali memupuk rasa malu sebagai benteng keimanan.
Lebih dari itu, pamer dosa bukan hanya soal pribadi. Ini bisa berdampak pada orang lain, mengundang normalisasi perbuatan haram, serta mendorong masyarakat untuk ikut melakukan keburukan yang sama.
Teks khutbah Jumat berikut ditulis oleh H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsew, Lampung, dikutip dari laman NU Online pada Rabu (23/7/2025). Materi ini bisa disampaikan pada khutbah Jumat 25 Juli 2025, hari akhir Muharram sekaligus menjelang bulan Safar 2025.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ. أَمَّا بَعْدُ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْ اللهَ، وَاعْمَلُوا الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا الْمُنْكَرَاتِ وَاذْكُرُوا اللهَ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَتٍ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Mengawali khutbah ini, khatib menyampaikan wasiat dan ajakan kepada jamaah, wabil khusus kepada diri pribadi khatib, mari kita meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Jangan sampai takwa hanya menjadi pemanis lidah semata, hanya sebatas kata-kata saja dan jauh dari fakta nyata dalam kehidupan kita. Apa itu takwa?
امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا
Yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya baik dalam keadaan sepi maupun ramai, lahir dan juga batin.
Kita harus terus mengasah hati kita untuk takut kepada Allah, takut melanggar perintahNya dan menjalankan laranganNya. Takut inilah yang akan menjadikan diri kita tetap berada pada jalur yang benar dan terhindar dari dosa. Jangan sampai kita malah bangga melakukan dosa-dosa, terlebih pamer berbuat kemaksiatan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Ali 'Imran ayat 188:
لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Artinya: “Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa (perbuatan buruk) yang telah mereka kerjakan dan suka dipuji atas perbuatan (yang mereka anggap baik) yang tidak mereka lakukan, kamu jangan sekali-kali mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih."
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Ayat ini penting untuk kita viralkan kepada seluruh umat Islam di tengah era modern yang serba terbuka dan digital saat ini. Melalui perkembangan teknologi internet, dengan media sosial sebagai pirantinya, kita dengan mudah bisa menyaksikan fenomena yang ironis sekaligus memprihatinkan. Saat ini banyak orang yang justru bangga dengan dosa-dosa yang mereka lakukan. Bukan hanya melanggar perintah agama secara pribadi, tetapi justru dengan percaya diri memamerkannya di ruang publik, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Seolah dosa bukan lagi aib yang harus disembunyikan dan disesali, melainkan pencapaian atau ekspresi kebebasan yang layak dipuji. Naudzubillah min dzalik.
Fenomena ini sangat mudah ditemukan di antaranya terang-terangan menunjukkan gaya hidup hedonis, minum minuman keras, berjudi, berzina, membuka aurat, menjadikan agama sebagai lelucon, atau berperilaku menyimpang dari ajaran agama. Tak sedikit pula yang menjadikan dosa sebagai bahan candaan, hiburan, bahkan sumber penghasilan melalui konten. Lebih parah lagi, orang yang menegur justru dianggap kolot, fanatik, atau sok suci. Dalam ayat lain yakni surat An-Nur ayat 19, Allah juga berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya (berita bohong) yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui."
Lanjutan Khutbah Pertama
Kita perlu sadari dalam Islam, memamerkan dosa secara terang-terangan adalah perbuatan yang sangat tercela. Rasulullah telah mengingatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا المُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ المُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَيَقُولَ: يَا فُلاَنُ، عَمِلْتُ البَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Semua umatku dimaafkan kecuali yang berbuat dosa terang-terangan. Sungguh, termasuk berbuat dosa terang-terangan ialah seseorang berbuat dosa di malam hari, sementara Allah telah menutupinya, namun keesokan harinya ia malah bercerita, 'Wahai fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu.' Padahal, Tuhannya telah menutupinya di malam harinya, tetapi pada pagi harinya ia justru membuka apa yang telah Allah tutup." (HR Muttafaq 'alaihi)
Dalam hadis ini, Rasulullah menegaskan bahwa dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi masih bisa mendapat ampunan Allah, tetapi orang yang bangga dan sengaja menunjukkan dosa-dosanya telah membuka aib sendiri dan menantang murka Allah. Naudzubillah min dzalik.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Melihat fenomena ini, mari kita jauhi perilaku merasa tak bersalah saat melakukan dosa terlebih secara terang-terangan dan bangga menampilkan maksiat di depan umum. Tindakan ini bisa mendatangkan dosa-dosa berlapis di antaranya doa dari maksiat itu sendiri.
Selain itu, perbuatan tersebut juga mendapatkan dosa dari menyebarkan maksiat secara terbuka atau disebut dengan dosa mujahirah. Ini adalah bentuk pelanggaran tambahan karena tidak merasa malu kepada Allah. Prilaku ini juga akan mendapatkan dosa jariyah karena secara langsung ataupun tidak langsung mengajak orang lain ikut tersesat dalam dosa. Ketika kita memamerkan dosa dan orang lain terpengaruh atau meniru, maka ia juga menanggung dosa orang yang mengikutinya.
Pamer dan bangga dengan perbuatan maksiat juga akan mendapatkan dosa karena meremehkan perintah Allah dan menganggap maksiat sebagai hal biasa. Perilaku ini termasuk kategori istihza’ atau mengolok-olok dan tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir yang tidak mempedulikan halal-haram.
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Kita harus menyadari bahwa kebebasan berekspresi bukanlah dalih untuk menyebarluaskan maksiat. Islam mengajarkan bahwa manusia yang beriman adalah mereka yang merasa malu kepada Allah, bukan hanya ketika sendirian, tapi juga saat di hadapan orang lain.
Bangga dengan dosa adalah bentuk kerasnya hati dan lemahnya iman. Saat dunia makin terbuka, mari kita jaga diri agar tidak terjerumus dalam arus yang menyesatkan. Karena kebanggaan atas dosa bukan hanya menandakan rusaknya moral, tapi juga mengundang murka dan mengarah kepada kehancuran individu maupun sosial.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari segala perbuatan dosa di tengah perubahan zaman yang semakin nyata. Aamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Saksikan Video Pilihan ini:
Pesona Batik Nusakambangan Berpewarna Alami dari Laguna Segara Anakan Cilacap