TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah langkah yang akan diambil pemerintah untuk merespons pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat. Pernyataan ini diungkapkannya usai Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,87 persen pada kuartal I 2025.
Pertama, pemerintah akan menjaga daya beli masyarakat dengan menyalurkan bantuan sosial atau bansos berupa Program Keluarga Harapan (PKH) pada Mei-Juni 2025 dan mencairkan gaji ke-13 bagi ASN. "Pencairan gaji ke-13 dan penyaluran bansos diharapkan memberikan stimulus bagi perekonomian nasional, terutama dalam mendorong konsumsi rumah tangga," kata Airlangga dalam keterangan resmi, dikutip Selasa, 6 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikutnya, pemerintah berencana untuk mendorong investasi. Hal ini dilakukan dengan membentuk satuan tugas perluasan lapangan kerja, menyederhanakan perizinan melalui deregulasi, serta mengimplementasikan kredit investasi untuk industri padat karya. Harapannya, peningkatan investasi bisa mendorong terciptanya lapangan kerja baru.
Langkah ketiga adalah akselerasi belanja pemerintah. Airlangga menyebut pemerintah menargetkan penyerapan yang lebih tinggi di kuartal berikutnya untuk mendorong multiplier effect terhadap pertumbuhan.
Sementara itu, ekonom Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai target pertumbuhan ekonomi nasional 2025 sebesar 5,2 persen tidak akan terwujud jika tidak ada percepatan kebijakan dalam waktu dekat. “Untuk mencapai angka ini, pertumbuhan pada kuartal II hingga IV harus jauh lebih tinggi dari kuartal I,” kata dia dalam keterangan tertulis pada Selasa, 6 Mei 2025.
Achmad mengatakan pemerintah perlu mempercepat realisasi belanja infrastruktur, memperkuat program padat karya, memperluas insentif bagi sektor manufaktur dan UMKM, serta menyederhanakan birokrasi investasi. Kemudian dari sisi moneter, kata dia, suku bunga harus dijaga agar konsumsi rumah tangga tetap bergairah.
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun dari 5,11 persen pada kuartal I 2024. Konsumsi rumah tangga menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto kuartal I 2025. "Dengan kontribusi sebesar 54,53 persen dan tumbuh 4,89 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat Senin, 5 Mei 2025.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tercatat tumbuh, kecuali belanja pemerintah yang terkontraksi sebesar 1,38 persen pada kuartal I 2025. Menurut Amalia, salah satu penyebab belanja pemerintah pada awal tahun ini tidak sebesar tahun lalu adalah karena tidak ada momen pemilihan umum. Dia juga mengatakan dampak dari efisiensi anggaran akan terlihat pada kuartal II 2025.