Tinjau Taman Teknologi Herbal, Gibran: Biasanya Nikel, Ini Ada Hilirisasi Kemenyan

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Medan - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama istrinya, Selvi, meninjau Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) bersama Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia (DENI) Luhut Panjaitan di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbanghasundutan, Sumatera Utara, Jumat 16 Mei 2025. Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu, ikut mendampingi.

Gibran mengapresiasi berbagai inovasi riset dan hilirisasi produk herbal dan hortikultura. Menyoroti pengembangan komoditas lokal seperti kunyit, bunga telang, dan kentang yang sedang diuji untuk menghasilkan bioetanol dan produk turunan lainnya. Menurutnya, hal tersebut cermin kekayaan hayati Indonesia dan pentingnya riset untuk meningkatkan nilai tambah. Salah satu yang menjadi perhatian utamanya adalah pengembangan hilirisasi tanaman kemenyan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini saya kira luar biasa sekali. Biasanya bicara hilirisasi nikel, ini ada hilirisasi kemenyan. Tadi yang jadi bioetanol juga luar biasa sekali. Sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian pangan nasional," katanya dikutip dari rilis Diskominfo Sumatera Utara, Sabtu, 17 Mei 2025.

Disampaikan Gibran, penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama Presiden Prabowo. Usai kunjungan ke NTT sebelumnya, Gibran menilai masih ada tantangan di lapangan, terutama soal bibit unggul. Harapannya TSTH2 bisa menjadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri dan mempercepat swasembada pangan nasional. Ia juga meminta generasi muda dilibatkan dalam pertanian dengan memanfaatkan pendekatan teknologi dan inovasi seperti yang dikembangkan di TSTH2.

“Masih ada keluhan-keluhan masalah bibith Harapannya nanti TSTH2 bisa menyuplai bibit-bibit unggul sehingga tidak perlu impor lagi. Saya titip untuk anak-anak muda biar lebih tertarik di pertanian untuk ke depan,” pungkasnya.

Luhut menegaskan, TSTH2 berfungsi sebagai pabrik bibit nasional dengan bibit yang dapat beradaptasi dengan lingkungan lokal. “Jadi ini, bahasa mudahnya adalah pabrik bibit, tidak perlu lagi impor,” ucapnya.

Direktur TSTH2 Sri Fatmawati menjelaskan, areal mereka berada di atas lahan seluas 500 hektare di kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Lengkap dengan fasilitas modern seperti green house (rumah kaca), screen house (rumah jaring), pilot plant (uji coba tanaman) ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, gene bank (tempat penyimpanan) tanaman obat, dan fasilitas produksi biofertilizer (pupuk hayati).

Saat ini, TSTH2 tengah mengembangkan hilirisasi kemenyan dan tanaman herbal lain seperti kunyit dan bunga telang untuk produk fungsional. Model pabrik bibit unggul juga sedang dikembangkan guna memperkuat daya saing komoditas herbal dan hortikultura Indonesia di pasar global.

Sebelum mendatangi TSTH2, Gibran dan rombongan lebih dahulu meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Sigompul, Desa Pargaulan, Kecamatan Lintongnihuta dan Pasar Doloksanggul. Kegiatan ini, bagian dari komitmen pemerintah mewujudkan pemerataan akses layanan dasar, khususnya bidang kesehatan.

Program CKG menjadi salah satu langkah strategis membangun sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan produktif, tidak hanya di perkotaan, juga di daerah terpencil, dan di luar Pulau Jawa. Gibran bilang, penting meningkatkan sosialisasi program agar manfaatnya dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Deteksi dini menjadi kunci dalam mencegah penyakit agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

“Pemerataan layanan kesehatan bukan lagi sekadar wacana, tetapi hadir nyata di tengah masyarakat, membangun sistem kesehatan primer yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan di seluruh penjuru negeri,” ucap Gibran.

Kepala Puskesmas Sigompul Yuhelen Sidabutar melaporkan, sejak 10 Februari sampai 1 Mei 2025, jumlah pengunjung yang memanfaatkan layanan CKG tergolong rendah, hanya 62 orang atau rata-rata dua atau tiga pasien per hari. “Keterbatasan tenaga medis dan infrastruktur, jaringan internet yang belum stabil, menjadi tantangan di lapangan,” katanya.

Selesai dari Puskemas, Gibran ke pasar tradisional Doloksanggul, menyapa dan berdialog dengan warga dan pedagang. Dia menanyakan harga bahan pokok apakah stabil dan terjangkau. Meminta pedagang tidak menjual harga bahan pokok di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Gibran beserta rombongan, total ada 49 orang, menggunakan pesawat khusus kepresidenan mendarat di Pangkalan Udara TNI-AU Soewondo, Kota Medan, pada Kamis sore15 Mei 2025. Malamnya, Gibran menghadiri penutupan Mukhtamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Aula Raja Inal Siregar, kantor gubernur Sumut.

Paginya, dari Bandara Kualanamu terbang ke Bandara Silangit yang kini bernama Bandara Internasional Sisingamangaraja XII, di Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Kemudian bergerak ke kabupaten tetangga, Humbanghasundutan untuk melakukan beberapa kunjungan. Lepas makan siang, rombongan ke Bandara Silangit dan menuju Halim Perdana Kusuma.

Pilihan Editor: Nasib Program Unggulan Gibran Setelah Disemprit Istana Presiden

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |