Trump Akhirnya Sepakat dengan Cina Saling Kurangi Tarif Impor

11 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berseteru cukup lama dalam memenangkan industri perdagangan global, Amerika Serikat (AS) dan Cina mengambil jalan tengah. Melalui negosiasi, kelanjutan saling balas tarif impor antara dua negara penguasa perdagangan global ini akhirnya berhenti. Trump tampaknya mengambil jalan kompromi.

Pada 12 Mei 2025, melalui laman resmi White House, Donald Trump awalnya melakukan kesepakatan dengan Inggris. Hasil dari kesepakatan ini juga mereka lanjutkan untuk membuka awalan kesepakatan AS dengan Cina yang diwakili oleh He Lifeng, Wakil Perdana Menteri Dewan Negara. Di lain sisi, AS diwakili oleh  Scott Bessent, Menteri Keuangan dan Jamieson Greer, Perwakilan Dagang Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari AP News Bessent mengatakan, "Mereka (Cina) bermain dengan sepasang kartu saja." Ia menilai bahwa China memang sudah kehabisan kartu dan mau-tak mau harus menyerah.

Kesepakatan negosiasi ini dilakukan selama akhir pekan di Jenewa, Swiss, mereka memilih untuk mengutamakan kepentingan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral antara kedua negara. Dua negara ini sepakat bahwa ekonomi global memang terguncang dengan saling balas tarif impor keduanya karena ini memberikan dampak defisit perdagangan besar-besaran.

Dalam pertemuan mereka, kesepakatan ini sudah mereka resmikan pada Rabu, 14 Mei 2025. Mereka sepakat untuk saling menurunkan 115 persen tarif sambil mempertahankan tarif tambahan 10 persen diikuti dengan langkah-langkah lainnya. 

Masa Jeda Tarif Impor

Dalam kesepakatan yang sudah mereka buat, Cina memilih untuk menghapus tarif balasan yang diumumkan pada 4 April 2025. Keputusan ini juga disertai dengan syarat dan ketentuan bahwa tindakan penanggulangan nontarif yang diambil terhadap AS semenjak 2 April 2025 akan ditangguhkan. Namun, dalam periode jeda mereka akan tetap menerapkan tarif 10 persen kepada AS. 

Di lain sisi, AS juga sepakat untuk menghapus tarif tambahan pada Cina yang ditetapkan pada 8 dan 9 April 2025. Hanya saya, AS tetap memberlakukan syarat dan ketentuan yang lebih detail. Mereka akan tetap menerapkan Tariff Section 301 yang sudah ditetapkan Trump pada Cina pada tahun 2019 dan Tariff Section 232 perihal pencurian aluminium dan baja yang sudah ditetapkan di periode kepresiden Trump tahun 2018. 

Dalam masa jeda, yakni 90 hari untuk menangguhkan seluruh tarif saling balas ini, AS akan tetap mempertahankan tarif 10 persen. Penetapan tarif ini ditujukan untuk tetap menjaga produksi domestik dan bisa menyuplai pasokan dalam industri AS. 

Pandangan Pakar Ekonom Global

Adanya kesepakatan "bijak" dari kedua negara ini menjadi sebuah harapan baru bagi banyak orang. Ekonom John Gong dari Universitas Bisnis dan Ekonomi Internasional di Beijing menyebutkan bahwa ini menjadi angin segar karena sudah terlalu banyak yang dikorbankan. 

"Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam perdagangan ini di kedua belah pihak tidak mampu menunggu lagi," demikian disebutkan John Gong. Dikutip dari The Guardian, Zhiwei Zhang, Presiden dan Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management menyebutkan bahwa ini memang diperlukan karena jika tetap berlanjut bukan tidak mungkin jika akan ada keruntuhan perekonomian global.

Di lain sisi, Dan Ives selaku Direktur Pelaksana Wedbush Securities New York meyakinkan bahwa keputusan negosiasi atas tarif impor berbalas tak berkesudahan ini adalah skenario terbaik bagi semua negara. "Ini jelas hanya awal dari negosiasi yang lebih luas dan lebih komprehensif," tulisnya dalam catatan yang dilansir dari CNN.
Pilihan editor: Agenda Lengkap Lawatan Trump ke 3 Negara Timur Tengah Pekan Ini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |