Usaha Bahlil Genjot Lifting Minyak. Apa Artinya?

5 hours ago 2

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, tengah lakukan peningkatan produksi minyak nasional untuk mencapai target ambisius satu juta barel per hari pada 2030. Dalam pernyataannya di acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-49 di Tangerang, Banten, Bahlil menegaskan bahwa langkah-langkah luar biasa dan tidak lazim harus diambil agar target tersebut tercapai.

"Kami dari Kementerian ESDM terpaksa melakukan hal-hal yang di luar kelaziman karena kalau hal-hal yang lazim, rasanya lifting kita akan seperti itu saja," kata Bahlil pada Rabu, 21 Mei 2025, yang dikutip Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, apa sebenarnya arti dari “lifting minyak” yang kerap disebut-sebut dalam isu ini? Apa bedanya dengan produksi minyak?

Apa Itu Lifting Minyak?

Dalam industri hulu migas, dilansir dari berkas.dpr.go.id, lifting merupakan volume minyak dan gas bumi hasil produksi yang telah melalui proses pengolahan dan siap untuk dijual. Lifting menjadi indikator krusial karena menyangkut pendapatan negara, baik dari ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Jadi, tidak semua minyak yang diproduksi otomatis masuk dalam angka lifting.

Sebagai contoh, jika sebuah lapangan minyak menghasilkan 100 ribu barel per hari, namun karena keterbatasan seperti ketiadaan kapal tanker atau cuaca buruk, hanya 80 ribu barel yang dapat dikirim ke pembeli, maka lifting-nya adalah 80 ribu barel per hari.

Bahlil Genjot Lifting Minyak

Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah tak lagi menggunakan metode konvensional untuk mendorong lifting minyak. Tiga pilar utama menjadi strategi:

- Optimalisasi Produksi dengan Teknologi Mutakhir
Penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan peralihan teknik pengeboran dari vertikal ke horisontal diyakini dapat meningkatkan hasil minyak dari cadangan yang sudah ada.

- Reaktivasi Sumur Idle
Sumur-sumur migas yang selama ini tidak aktif akan dihidupkan kembali untuk memaksimalkan potensi yang selama ini kurang tergarap.

- Eksplorasi Intensif Wilayah Baru
Dari 128 cekungan migas di Indonesia, masih ada 68 yang belum tergarap optimal. Bahlil mengumumkan rencana pelelangan 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru hingga 2028 untuk membuka peluang investasi baru.

Insentif dan Peresmian Sumur Baru

Untuk menarik minat investor, pemerintah menyiapkan berbagai insentif, seperti peningkatan bagi hasil migas kepada kontraktor hingga 50 persen dan target Internal Rate of Return (IRR) sebesar 15-17 persen bagi proyek hulu migas.

"Kita memberikan satu formulasi sweetener yang ekonomis. Jadi, target negara bisa ditingkatkan liftingnya, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tidak rugi dan negara juga harus mendapat untung, jadi kita atur win-win (solusi)," kata Bahlil.

Sebagai bukti komitmen tersebut, kontrak bagi hasil untuk tiga WK dari tahap II lelang 2024, yaitu Kojo, Binaiya dan Serpang telah ditandatangani di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, pemerintah juga meresmikan sumur minyak baru di Natuna, Kepulauan Riau, yang dikelola oleh Medco Energi. Sumur ini ditargetkan menambah produksi minyak mentah nasional sebesar 20 ribu barel per hari, sebuah langkah strategis untuk mengimbangi penurunan produksi dari lapangan tua.

Lifting minyak dan gas bumi bukan hanya soal operasional, tetapi juga menjadi basis perhitungan beberapa komponen penting dalam APBN, seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas, pajak migas, serta Dana Bagi Hasil (DBH) untuk daerah penghasil migas.

Untuk menjamin akurasi lifting, proses ini diawasi ketat oleh SKK Migas bersama KKKS dan surveyor independen. Pengawasan dilakukan di 237 titik lifting di seluruh Indonesia, baik untuk pengiriman melalui kapal maupun pipa.

Titik Nurmalasari turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |