Wamen Stella Christie Soroti Ketimpangan Kurikulum Pendidikan Vokasi

1 day ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie mengkritik sistem pendidikan vokasi Indonesia yang belum mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja industri. Dalam Simposium Nasional Sumitronomics Selasa 3 Juni 2025, ia menyoroti ketimpangan antara perkembangan industri strategis dan kesiapan SDM lokal.

Salah satu contoh nyata disampaikan Stella Christie adalah kawasan industri Morowali, pusat hilirisasi mineral penting di Indonesia. Meski industri tersebut berkembang pesat secara ekonomi, mayoritas tenaga kerja ahli yang direkrut berasal dari luar negeri. “Tenaga kerja ahli yang dipekerjakan di Morowali kebanyakan asing, tenaga kerja asing.” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam paparannya, Stella Christie menekankan bahwa persoalan utama bukan semata pada kualitas SDM, melainkan pada belum selarasnya kurikulum, tenaga pengajar, dan infrastruktur vokasi dengan kebutuhan industri.

“Kita tidak memiliki kurikulum yang mendukung pertumbuhan industri yang sangat cepat dan terus berubah. Karena itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi aktif melakukan perbaikan untuk meng-upgrade pendidikan vokasi menjadi industri vokasi, agar mampu melahirkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri,” jelasnya.

Sebagai solusi konkret, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi yang ia wakili tengah mendorong transformasi pendidikan vokasi melalui program kerja sama internasional. Salah satu model yang diperkenalkan adalah U2U2B (University to University to Business) dengan skema one year + one year + one year: satu tahun belajar di universitas dalam negeri, satu tahun di universitas mitra luar negeri, dan satu tahun langsung di industri. Program ini sudah dimulai dengan kerja sama antara Liuzhou Polytechnic (Tiongkok) dengan politeknik di Jakarta dan Palembang. “Ini salah satu contoh nyata yang sudah dilakukan di Liuzhou Politeknik,” ucapnya.

Stella Christie menggarisbawahi bahwa pendidikan vokasi tidak hanya penting untuk menurunkan angka pengangguran lulusan, tetapi juga untuk memperkuat kedaulatan ekonomi nasional. Dengan transformasi sistem vokasi, Indonesia akan mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja di sektor hilirisasi, manufaktur, dan teknologi berbasis sumber daya alam dengan tenaga lokal yang unggul.

SYIFA ALIFA HUSNA 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |