3 Fakta Menarik Nyanyi Sunyi dalam Rantang yang Dibintangi Della Dartyan

6 hours ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta - Puspa adalah tokoh sentral dalam film Nyanyi Sunyi dalam Rantang. Ia digambarkan sebagai perempuan muda yang berprofesi sebagai pengacara harus bergulat dengan emosi selama menangani empat perkara. Perkara-perkara itu terkait proses hukum rakyat kecil yang disebut bosnya tak bisa menghasilkan uang, tetapi bisa menaikkan pamor. Tapi keempat perkara itu kalah di tangannya, sehingga uang dan pamor pun tak didapat. Begitu cuplikan singkat film garapan sutradara Garin Nugroho berjudul Nyanyi Sunyi dalam Rantang yang diputar perdana di Empire XXI di Yogyakarta, Jumat, 13 Juni 2025.

“Selalu kalah,” keluh Puspa yang diperankan aktris Della Dartyan sekaligus sebagai tokoh sentral. “Kita semua kalah. Tapi enggak menyerah. Sudah kita lakukan sebaik dan sekuat kita sebagai manusia. Kamu temani mereka yang mencari keadilan. Cukup,” begitu pesan kakak Puspa, Krisna yang diperankan aktor Alex Suhendra.

1. Terinspirasi Kisah Nyata

Empat perkara itu terinspirasi dari kisah nyata. Ada Tumirah yang dituding telah mencuri tiga buah kakao milik perusahaan perkebunan. Perempuan paruh baya itu dipaksa untuk memanjat pohon kakao untuk memperkuat pembuktian di persidangan. “Aku enggak bisa manjat pohon! Aku bukan pencuri!” ujar Tumirah yang diperankan pemain ketoprak, Minten.

Ada juga Kirman, petani jagung yang diperankan Agus Sunandar alias Agus Becak. Ia dituding telah melakukan penipuan dengan mendaku benih jagung hibrida perusahaan lain. Meskipun itu benih jagungnya sendiri. Hingga istrinya melakukan aksi memakan tanah lahan garapan suaminya. “Tanah ini subur. Gampang buat nanam jagung. Ngapa kok dadi (kenapa kok jadi) masalah?” teriak istri Kirman yang diperankan pemain teater, Nunung Rieta.

Puspa pun harus merelakan kakaknya masuk penjara. Gara-gara Krisna yang aktivis lingkungan itu mengritisi pembuangan limbah tambak udang yang mencemari lingkungan. Ia terjerat pasal pencemaran nama baik dalam UU ITE.

Terakhir, lelaki tua yang membawahi masyarakat adat. Komunitasnya terancam kehilangan tanah ulayat yang diklaim milik perusahaan. Sialnya, mulut Puspa serasa tersumpal tanah seperti yang dimakan istrinya Kirman. Membuatnya gugup saat melakukan pembelaan. Gara-gara itu, bos-nya menuding Puspa seperti mahasiswa tengah praktik sidang. Ia pun meminta maaf kepada tetua adat itu.

Ora usah dipikirke (tidak usah dipikirkan). Bapak bisa jaga tanah warga bapak dengan cara bapak,” ucap tetua adat yang diperankan seniman teater gaek sekaligus pendiri Teater Dinasti, Fajar Suharno, lalu pergi. Belakangan, Puspa menemukan ikat kepala tetua adat itu di atas gundukan tanah ulayat.

Film Whispers In the Dabbas (Nyanyi Sunyi dalam Rantang) karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi Della Dartyan. Dok. Garin Workshop

2. Merasakan Kekalahan

Bagi perempuan aktivis dari Forum Cik Dik Tiro, Sana Ullaili yang ikut menonton malam itu, ada pesan kuat yang ditangkapnya dalam film berdurasi 76 menit itu. Bahwa selama ini, kasus-kasus rakyat kecil banyak mendapat pembelaan dari beragam pengacara. Mulai dari pengacara kaliber hingga yang pengacara baru.

“Tapi penegakan hukum tebang pilih. Semua kandas di meja pengadilan. Rakyat kecil sengsara, enggak ada yang menang,” kata Sana saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Juni 2025.

Di sisi lain, Sana menyayangkan tak ada tampilan adegan perjuangan kolektif yang dilakukan masyarakat berjejaring dengan masyarakat sipil dalam upaya menegakkan keadilan. “Hanya perjuangan personal,” imbuh dia.

Della pun mengakui, bahwa Garin Nugroho selaku sutradara memang ingin menampakkan bagaimana kekalahan itu dirasakan masyarakat kecil. “Kalau menampakkan persidangan atau peran para pengacaranya, orang-orang yang nonton enggak tahu bagaimana rasanya kalah. Pedih,” kata Della saat ditemui Tempo usai pemutaran film.

Satu-satunya harapan yang tampak adalah rantang merah tiga susun bergambar kembang yang selalu dibawa Puspa. Rantang berisi nasi, sayur dan lauk itu disiapkan Puspa untuk klien-kliennya. Dibawanya sembari naik bus perkotaan tiap kali kekalahan diterima kliennya. Sementara Puspa hanya makan tiga butir telur ayam yang direbus dalam sehari.

Kebiasaan membawa rantang itu pula diturunkan almarhum ibunya tiap kali menjenguk almarhum ayahnya saat di penjara. Ayahnya dihukum masa Orde Baru tanpa tahu apa kesalahannya. “Puspa itu mewakili pengacara di kabupaten di Jawa yang suaranya dipendam, nggak muncul. Tapi punya kekuatan, impian yang luar biasa besar,” imbuh dia.

3. Menantang dan Improvisasi

Di sisi lain, Della mengaku hampir semua adegan dalam memerankan sosok Puspa itu sulit baginya. Termasuk adegan menyanyikan lagu 'Soleram' hingga berjoget dangdut lagu 'Jarene'. Sementara syuting hanya berlangsung lima hari. “Sulit semua. Hanya 30 persen naskahnya. Lainnya improvisasi,” ucap Della lalu tertawa.

Begitu pun Alex yang mengaku kesulitan menyuarakan isi kepalanya dalam dialog. Meskipun sudah diberikan ruang. “Bukan susah merangkai kata sepertinya maunya Mas Garin. Tapi sulit mengungkapkan keberanianku untuk melawan. Gagap,” kata Alex yang sebelumnya sering memerankan tokoh antagonis itu.

Pilihan Editor: Cerita Della Dartyan Perankan Naya di Film Atas Nama Surga

PITO AGUSTIN RUDIANA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |