Alasan Israel Terus Membombardir Gaza

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Israel kembali menyerang Gaza pada Kamis, 15 Mei 2025. Sejumlah sumber medis mengatakan sedikitnya 100 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan Israel di udara.

Menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, Rumah Sakit Eropa Gaza, satu-satunya rumah sakit yang menyediakan perawatan medis lanjutan untuk pasien kanker di daerah kantong itu, tidak dapat beroperasi lantaran serangan tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pihak berwenang setempat juga menyebutkan serangan Israel telah menyebabkan kerusakan berat. “Serangan-serangan Israel menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, seperti saluran pembuangan limbah, kerusakan pada divisi-divisi internal, dan penghancuran jalan-jalan menuju rumah sakit," kata otoritas setempat di dalam pernyataan pers dikutip dari Antara, Jumat, 16 Mei 2025.

Alasan Israel Serang Gaza

Israel diketahui melakukan operasi militer berskala besar di Gaza pada 18 Maret, sekaligus mengakhiri gencatan senjata yang berlangsung selama dua bulan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan pada hari Selasa, 13 Mei 2025 bahwa Israel tidak akan mengakhiri kampanye militernya di Gaza meskipun kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.

Netanyahu mengatakan militer Israel akan memasuki Gaza "dengan kekuatan penuh" dalam beberapa hari mendatang guna melanjutkan upaya untuk mengalahkan Hamas, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya. 

Saat berbicara kepada para tentara cadangan yang terluka, Netanyahu berjanji akan memperjuangkan "kemenangan total," seraya menambahkan bahwa target untuk melenyapkan Hamas dan membebaskan para sandera Israel harus berjalan beriringan.

"Dengan semangat kalian, kita akan meraih kemenangan total. Melenyapkan Hamas dan membebaskan semua sandera kita -- itu berjalan bersamaan," kata Netanyahu, Senin, 12 Mei 2025.

Netanyahu juga menolak gagasan untuk menghentikan perang, bahkan meski Hamas menawarkan untuk membebaskan sandera tambahan.

"Hamas mungkin mengatakan, 'Cukup, kami ingin membebaskan 10 sandera lagi.' Baik, bawa mereka. Kami akan menerima mereka," papar Netanyahu. "Namun kita tidak akan menghentikan perang. Kita bisa melakukan gencatan senjata selama jangka waktu tertentu, tetapi kita akan terus berperang sampai akhir."

Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan bahwa Israel telah menyiapkan sebuah kerangka kerja administratif untuk memfasilitasi kepergian warga Gaza dari wilayahnya, namun menambahkan bahwa keberhasilannya tergantung pada kesediaan negara-negara ketiga untuk menampung mereka. "Itulah yang sedang kami upayakan saat ini," ujarnya.

Sebelumnya pada Maret lalu, Israel mengklaim bahwa mereka terus menyerang Palestina untuk memaksa Hamas membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza. Israel juga mengklaim bahwa mereka mengetahui Hamas sedang mempersenjatai diri kembali dan merencanakan serangan baru.

Menurut laporan Al Jazeera, “Israel sendiri yang memutuskan keluar dari negosiasi untuk fase kedua dari kesepakatan ini—fase yang seharusnya mengakhiri perang dan membebaskan seluruh 59 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.”

Israel pun disebut-sebut berusaha menghindari peralihan ke fase kedua dari gencatan senjata, dengan dukungan dari Amerika Serikat, sementara Hamas bersikeras agar kesepakatan dilanjutkan ke fase kedua sebagaimana telah disepakati sebelumnya.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 53.010 orang, kata para pejabat tersebut pada Kamis, 15 Mei 2025. Serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar lanskap perkotaan Gaza dan menyebabkan lebih dari 90 persen penduduknya mengungsi, sering kali berkali-kali.

Pilihan editor: Tip Hadapi Suhu Ekstrem Makkah dan Madinah bagi Jemaah Haji

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |