Benarkah Ada Hari yang Tidak Baik untuk Menikah? Begini Kata Buya Yahya

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan merupakan suatu ikatan dua insan untuk membangun rumah tangga. Perintah pernikahan bagi umat Islam termaktub dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman,

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui," (QS An-Nur : 32). 

Pernikahan dinyatakan sah secara syariat Islam jika memenuhi rukun-rukun nikah. Rukun nikah ada lima sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Zakaria al-Anshari dalam Fathul Wahab bi Syarhi Minhaj al-Thalab.

فَصْلٌ: فِي أَرْكَانِ النِّكَاحِ وَغَيْرِهَا. " أَرْكَانُهُ " خَمْسَةٌ " زَوْجٌ وَزَوْجَةٌ وَوَلِيٌّ وَشَاهِدَانِ وَصِيغَةٌ  

Artinya, "Pasal tentang rukun-rukun nikah dan lainnya. Rukun-rukun nikah ada lima, yakni mempelai pria, mempelai wanita, wali, dua saksi, dan shighat (akad)."

Dalam pelaksanaannya, sebagian masyarakat Indonesia memilih hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Karena banyak yang meyakini bahwasanya menikah pada bulan tertentu akan membawa kebaikan tertentu. 

Lantas, apakah menikah harus berlangsung di hari dan bulan tertentu yang diyakini baik? Simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya, dirangkum Kamis (12/6/2025).

Saksikan Video Pilihan Ini:

Konyol, Hujan-hujan kon Tawuran

Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menerangkan bahwa segala kebaikan kapan pun dilakukan akan tetap baik, selagi tidak ada larangan khusus dari baginda Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.

"Seperti pernikahan, boleh menikah kapan saja. Bahkan pernah suatu ketika kita pernah mengakadkan nikah jam 12 malam, karena waktu itu kebetulan kita datang dari tempat yang jauh. Karena mereka senang, keluarga itu, sudahlah karena sudah cocok, dinikahkan saja, nggak ada masalah," terang Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (11/6/2025).

Memilih hari pernikahan bukanlah suatu yang fatal dan disalahkan. Namun, keyakinannya itulah yang yang salah dan harus diluruskan.

"Tolong dibedakan kedua ini, memilih hari misalnya jangan Rebo Legi, Rebo Legi lagi pas pasaran (hari masyarakat belanja ke pasar), jadi orang susah datang, misalnya begitu. Kalau alasannya begitu sah-sah saja. Tapi jangan diyakini Rebo Legi adalah hari nahas dalam sebuah pernikahan," jelas Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan agar masyarakat berkeyakinan seperti itu harus dirubah. Yakini bahwa semua hari adalah baik. Tidak ada bulan nahas dalam Islam.

"Kalau untuk pernikahan khususnya, semakin cepat lebih bagus, karena kalau kita tunda sedikit, sementara hajat orang sudah menguasainya, maka bisa jadi (menunda pernikahan) masuk wilayah haram," ungkap Buya Yahya.

Mengubah Keyakinan Keliru

Cara untuk mengubah keyakinan keliru tersebut tentunya harus dengan bijak sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW yang menjadi suri teladan dalam berdakwah yang dilanjutkan oleh para ulama para wali, termasuk walisongo yang berjuang menyebarkan ajaran Islam di Tanah Air.

"Walisongo kalau merubah (keyakinan) itu tidak frontal, tidak membuat orang tuh kaget, akan tetapi halus," ujar Buya Yahya.

"Kalau memilih hari pernikahan, pertama, jika memang mempelainya belum mendesak, kita ambil hari yang sekiranya lebih banyak keluarga yang datang, lebih banyak lembaga yang datang," pungkas Buya Yahya.

Wallahu a'lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |