Bukti Kuat Pertama Ada Air di Sistem Bintang Selain Matahari

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA mengonfirmasi keberadaan es air kristalin di cakram debu yang mengelilingi bintang muda HD 181327, berjarak 155 tahun cahaya dari Bumi. Temuan ini menjadi bukti kuat pertama bahwa air beku tersebar di sistem bintang selain Matahari.

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Nature pada Rabu lalu, 14 Mei 2025, para ilmuwan menyatakan bahwa es air yang terdeteksi oleh Teleskop James Webb bercampur dengan partikel debu halus, membentuk struktur seperti bola salju mini. Itu sebabnya disebut es air kristalin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Webb secara jelas mendeteksi bukan hanya es air, tapi juga es air kristalin, yang juga ditemukan di lokasi seperti cincin Saturnus dan benda-benda es di Sabuk Kuiper dalam tata surya kita,” kata Chen Xie, penulis utama studi dan asisten peneliti di Johns Hopkins University, Baltimore, dikutip dari keterangan resmi NASA, Ahad, 18 Mei 2025.

Chen Xie menuturkan, keberadaannya di HD 181327 menegaskan bahwa proses serupa dapat terjadi di sistem bintang muda lainnya. Bintang tersebut berusia sekitar 23 juta tahun, jauh lebih muda dibanding Matahari yang berusia 4,6 miliar tahun.

Adapun cakram debu HD 181327 memiliki kesamaan dengan Sabuk Kuiper milik tata surya. Teleskop Webb mengungkap adanya celah besar bebas debu di antara bintang dan cakram tersebut.

Di bagian luar cakram, kandungan es air mencapai lebih dari 20 persen. Namun, kandungan tersebut menurun semakin dekat ke bintang. Di wilayah terdalam cakram, hampir tidak ditemukan es air, kemungkinan besar karena pengaruh sinar ultraviolet dari bintang yang menguapkan partikel es.

Christine Chen, astronom di Space Telescope Science Institute, juga anggota tim peneliti, mengungkapkan bahwa penemuan ini telah dinantikan selama bertahun-tahun. “Saat saya masih mahasiswa pascasarjana 25 tahun lalu, dosen pembimbing saya mengatakan seharusnya ada es di cakram debris, tapi sebelum Webb, kami tidak memiliki instrumen yang cukup sensitif untuk melakukan pengamatan ini,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa data dari Teleskop James Webb menunjukkan kemiripan dengan pengamatan terhadap objek-objek Sabuk Kuiper. Tim juga mencatat bahwa tabrakan antara benda-benda es di cakram debris menghasilkan partikel es berukuran kecil yang bisa dideteksi Teleskop James Webb.

“HD 181327 adalah sistem yang sangat aktif,” ujar Chen. “Ada tabrakan rutin yang terus terjadi di cakram debrisnya. Saat benda-benda es bertabrakan, mereka melepaskan partikel kecil es air berdebu yang sangat cocok untuk dideteksi Webb.”

Es air kristalin diyakini berperan penting dalam pembentukan planet raksasa dan dapat berkontribusi dalam 'pengiriman air' ke planet berbatu melalui komet atau asteroid. “Kehadiran es air membantu proses pembentukan planet dalam waktu ratusan juta tahun di sistem seperti ini,” kata Xie

Penemuan ini dilakukan menggunakan instrumen NIRSpec (Near-Infrared Spectrograph) milik Webb yang sangat sensitif terhadap partikel debu halus dan hanya dapat digunakan dari luar angkasa. Proyek Teleskop Luar Angkasa James Webb itu sendiri merupakan kolaborasi antara NASA, ESA (European Space Agency), dan CSA (Canadian Space Agency).

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |