Dana Rp 200 Miliar dari Jual Lawson ke Alfamart akan Digunakan Alfamidi Untuk Ekspansi

8 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) resmi menjual 1,48 miliar saham atau setara 70 persen dari modal ditempatkan dan disetor di gerai PT Lancar Wiguna Sejahtera (Lawson) miliknya ke PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) atau Alfamart. Dari transaksi ini, Alfamart kini menjadi pengendali baru dari Lawson.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Alfamidi Suantopo Po mengatakan dana sebesar Rp 200,4 miliar hasil transaksi ini akan digunakan mendukung pendanaan operasional dan kegiatan usaha perseroan. “Dapat mendukung pendanaan operasional dan belanja modal Perseroan dalam rangka pengembangan kegiatan usaha Perseroan,” kata Suantopo dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 15 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, dari aksi korporasi ini juga perseroan bisa fokus pada portofolio bisnis di bidang perdagangan eceran. Usai transaksi ini, Suantopo berharap Alfamidi bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan perseroan. Baik dari sisi laporan laba rugi maupun arus kas. “Sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Perseroan pada masa yang akan datang,” katanya. 

Suantopo menjelaskan harga jual saham per lembar pada transaksi ini sebesar Rp 135. Artinya, untuk menebus Rp 1,48 miliar saham, Alfamart merogoh saku sekitar Rp 200,4 miliar.  Dia mengatakan penandatangan Akta Jual Beli ini merupakan pemenuhan persyaratan pendahuluan yang diatur dalam perjanjian jual beli saham bersyarat yang telah disampaikan MIDI pada 9 April 2025. 

Pada 2024 lalu, Alfamart menutup sekitar 400 gerai miliknya. Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, mengakui adanya penutupan ratusan gerai tersebut. Namun, mengklaim itu bagian dari strategi untuk menjaga bisnis waralaba minimarket.

“Saya ibaratkan penyakit usus buntu. Ususnya dipotong karena memang harus dipotong. Itu adalah strategi perusahaan,” kata Solihin saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Desember 2024.

Solihin mengatakan penutupan gerai dilakukan karena alasan strategis. Mulai dari lokasi gerai yang kurang strategis hingga kinerja penjualan gerai yang tidak terlalu optimal. Selain itu, kata dia, ada sejumlah gerai yang ditutup karena ketidakcocokan perhitungan biaya sewa bangunan. “Masa sewa mau kita perpanjang, tapi ternyata harga sewa naik di luar ekspektasi,” ujarnya.

Meski menutup hingga 400 gerai, Solihin mengatakan Alfamart juga membuka lebih dari 1000 gerai baru sepanjang 2024. Sehingga, kata dia, pihaknya melakukan penutupan untuk meningkatkan produktivitas. “Toko yang kami buka lebih dari yang tutup, ada 1000 lebih yang baru. Karena keuntungan kami naik dibandingkan tahun lalu,” kata Solihin.

Menyitir laporan keuangan Alfamart hingga kuartal ketiga 2024, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,39 triliun, meningkat 9,52 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,19 triliun.

Selain itu, pendapatan perusahaan juga naik 10,23 persen dari Rp 80,02 triliun per September 2023 menjadi Rp 88,21 triliun pada kuartal ketiga 2024. Namun, beban pokok pendapatan melonjak signifikan menjadi Rp 69,24 triliun dari Rp 53,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, laba bruto Alfamart mencapai Rp 18,86 triliun, naik 11,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 16,89 triliun. Beban penjualan dan distribusi juga tercatat meningkat dari Rp 13,43 triliun menjadi Rp 15,04 triliun, sementara beban umum dan administrasi naik dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,57 triliun.

Hammam Izzudin berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |