Dua Konsorsium Asing Diklaim akan Berinvestasi Rusun di IKN

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mengklaim dua konsorsium investor dari Amerika Serikat dan Korea Selatan menjadi pemrakarsa proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU untuk pembangunan rumah susun di IKN.

Konsorsium Amerika Serikat yang terdiri dari PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture, bersama dengan mitra dari Brunei, Turki, dan Spanyol, akan membangun 20 tower rumah susun. Adapun estimasi nilai investasinya sebesar Rp 6 triliun.

Sementara itu, konsorsium Korea Selatan terdiri dari Samsung C&T dan OT Brantas Abipraya akan membangun 21 tower rumah susun dengan estimasi investasi Rp 6,3 triliun.

“Bergabungnya konsorsium internasional ini merupakan sinyal positif terhadap pembangunan IKN,” kata Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono, melalui keterangan resmi pada Sabtu, 24 Mei 2025.

Agung mengklaim masuknya konsorsium  Amerika Serikat, Korea Selatan, bersama negara-negara mitra lain menjadi bukti bahwa dunia internasional percaya terhadap pembangunan IKN.

Ia juga mengklaim stratagi pembiayaan pembangunan melalui skema KPBU telah direspons positif oleh pasar global. Sebab, menurut dia, skema KPBU merupakan model pembiayaann alternatif yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.

Lantas, bagaimana dengan minat investor domestik atau dalam negeri?

Otorita IKN telah mengajak pengembang perumahan di Indonesia untuk membangun hunian di ibu kota baru yang terletak di Kalimantan Timur itu. Ajakan tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono saat peringatan hari jadi Real Estate Indonesia (REI) di IKN pada Jumat, 16 Mei 2025.

Basuki mengklaim sudah ada kepastian dan kejelasan soal potensi pasar di IKN. Ia juga menawarkan sejumlah insentif, seperti pembebasan 100 persen Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), tak holiday, super tax deduction, dan sebagainya.  

Ketua Umum REI Joko Suranto mengaku tertarik berinvestasi di IKN. Namun, ia menunggu kepastian hukum pemindahan ibu kota negara dan kejelasan pemindahan ASN demi mendapat kepastian pasar. Menurut dia, mitigasi dari sisi peluang, pasar, serta risiko lainnya perlu disiapkan agar investasi tersebut benar-benar menjanjikan keuntungan.

“Yang namanya investasi kan yang kita perlukan adalah investasi itu akan kembali dan ada keuntungan,” kata Joko saat ditemui usai rapat bersama Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Selasa, 20 Mei 2025.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional (Asprumnas) M. Syawali. Ia mengatakan asosiasinya mendapat tawaran untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan 3 tower hunian di IKN.

“Pak Bas (Basuki Hadimuljono) siap saja untuk memfasilitasi. Termasuk pemerintah juga. Tapi karena Kepres (pemindahan ibu kota) belum ada, kan sulit juga untuk dipastikan,” ujar Syawali.

Pilihan Editor:  Mengapa Pembangunan di IKN Mandek Setelah Groundbreaking

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |