TEMPO.CO, Jakarta - Semua hal pada saat ini dituntut serba instan, mulai dari komunikasi hingga hiburan, internet cepat jadi kebutuhan utama. Tak heran, kehadiran teknologi 5G pun semakin banyak diburu karena menjanjikan koneksi super cepat dan nyaris tanpa hambatan. Namun, Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menilai saat ini pasar 5G lebih banyak menyasar korporasi, sementara pengguna umum masih belum menunjukkan minat tinggi karena harga layanan yang relatif mahal.
Komisaris Utama PT Amartha Mikro Fintek ini menyebut banyak pengguna merasa jaringan 4G sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. “Kalau bicara masyarakat akar rumput, Indonesia sebenarnya tidak membutuhkan 5G untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. 4G saja sudah cukup,” ujarnya dalam perhelatan Amartha Asia Grassroot Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis, 22 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menambahkan, jaringan 5G sejauh ini belum memiliki pasar konsumen yang jelas di Indonesia karena mayoritas pengguna belum merasa membutuhkan teknologi tersebut. Masyarakat, kata dia, lebih menginginkan internet yang terjangkau namun tetap mumpuni untuk aktivitas digital.
Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) diketahui berusaha terus mendorong pertumbuhan jaringan internet nasional agar dapat menjangkau pasar 5G yang lebih luas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin kerja sama internasional dalam pengembangan jaringan 5G. Pada April lalu, Kementerian Komdigi juga menerima kunjungan dari pemerintah Rusia untuk menjajaki peluang kerja sama pengembangan jaringan 5G di Indonesia.
Mengenal Teknologi 5G
Merujuk pada laman Tech Target, internet 5G, atau generasi kelima dari teknologi jaringan seluler, adalah versi terbaru yang dirancang untuk memberikan kecepatan internet dan kapasitas jaringan yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, teknologi 5G juga menawarkan latensi yang jauh lebih rendah, artinya waktu yang dibutuhkan data untuk berpindah dari satu titik ke titik lain menjadi sangat singkat.
Teknologi ini sangat cocok digunakan untuk kebutuhan telekomunikasi modern, pengembangan Internet of Things (IoT), serta jaringan pribadi yang memanfaatkan teknologi 5G secara eksklusif. Berbagai perusahaan telekomunikasi di seluruh dunia mulai mengembangkan dan mengimplementasikan jaringan 5G sebagai penerus dari jaringan 4G sejak 2019 lalu.
Dengan 5G, data yang dikirimkan melalui koneksi nirkabel dapat mencapai kecepatan hingga puluhan gigabit per detik—dalam kondisi ideal bahkan bisa mencapai 20 Gbps. Kecepatan ini melampaui jaringan kabel tradisional dan mampu memberikan latensi di bawah 5 milidetik. Ini sangat penting untuk aplikasi yang membutuhkan respon waktu nyata, seperti kendaraan otonom, layanan medis jarak jauh, atau game berbasis cloud.
Selain itu, 5G juga memungkinkan transfer data dalam jumlah besar secara lebih efisien berkat ketersediaan bandwidth yang lebih luas dan teknologi antena yang lebih canggih. Secara keseluruhan, kehadiran 5G diharapkan membuka peluang besar untuk berbagai aplikasi baru, inovasi teknologi, serta model bisnis yang belum pernah ada sebelumnya.
Cara kerja 5G
Masih dari laman yang sama, disebutkan bahwa 5G bekerja melalui teknologi yang disebut 5G New Radio (5G NR), yaitu desain antarmuka udara yang menjadi standar dalam jaringan 5G. Teknologi ini menjelaskan bagaimana perangkat 5G berkomunikasi dan bertukar data dengan infrastruktur jaringan, sehingga memungkinkan koneksi yang cepat dan efisien.
Dalam prosesnya, 5G menggunakan metode akses radio yang dikenal sebagai orthogonal frequency-division multiple access (OFDMA), yaitu teknologi yang juga digunakan pada jaringan 4G LTE. Oleh karena itu, jaringan 4G menjadi fondasi penting dalam pengembangan 5G.
Selain itu, 5G mengandalkan berbagai teknik baru seperti quadrature amplitude modulation (QAM) dan beamforming. Adapun QAM membantu meningkatkan efisiensi pengiriman data, sementara beamforming memungkinkan sinyal dikirim lebih terarah ke perangkat pengguna, sehingga koneksi menjadi lebih stabil dan latensinya rendah.
Dengan gabungan dari semua teknologi tersebut, maka tak heran jika 5G mampu menghadirkan pengalaman jaringan yang jauh lebih cepat, responsif, dan dapat diandalkan dibandingkan generasi sebelumnya.
Seberapa cepat internet 5G?
Pada dasarnya, setiap pita frekuensi dalam spektrum 5G memiliki kecepatan yang berbeda, diantaranya:
- Pita rendah beroperasi di bawah 1 gigahertz (GHz). Meskipun kecepatannya paling rendah dalam spektrum 5G, tetap bisa lebih cepat dibanding beberapa koneksi 4G LTE.
- Pita menengah memiliki rentang kecepatan antara 3,4 GHz hingga 6 GHz.
- Pita mmWave, sebagai perbandingan, berada di kisaran 30 GHz hingga 300 GHz.
Namun, kecepatan pada masing-masing pita bisa sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti operator seluler yang digunakan, jarak antara perangkat dan pemancar, jumlah pengguna yang terhubung dalam jaringan, serta hambatan fisik seperti dinding (terutama untuk sinyal mmWave).
Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Apa Dampak Perpanjangan Usia Pensiun ASN