Jika Transportasi Umum Naik 40 Persen, Emisi Bisa Turun 101 Juta Ton

8 hours ago 3

GOOTO.COM, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebut implementasi strategi peningkatan pangsa transportasi umum bisa menurunkan emisi. Jika peningkatannya mencapai 40 persen, mereka mengklaim emisi bakal berkurang sebanyak 101 juta ton.

Iklan

IESR mengusulkan strategi mobilitas berkelanjutan terpadu lewat tiga pendekatan utama, yakni Avoid-Shift-Improve (ASI) yang terdiri atas mengurangi kebutuhan mobilitas (Avoid), mengalihkan ke moda transportasi rendah emisi (Shift), dan meningkatkan teknologi dan efisiensi (Improve).

Strategi tersebut termaktub pada laporan Indonesia Sustainable Mobility Outlook (ISMO) 2025. Pendekatan terpadu ini dinilai mampu menekan emisi sektor transportasi hingga 76 persen, dari 561 juta ton setara karbon dioksida menjadi 117 juta ton setara karbon dioksida pada 2060.

“Implementasi pendekatan dan strategi 'Avoid-Shift-Improve' (ASI) secara bersamaan akan memberi dampak positif, seperti mengurangi kendaraan pribadi, mendorong transportasi publik, menekan konsumsi bahan bakar fosil, dan mempercepat adopsi teknologi rendah emisi,” ujar Koordinator Riset Manajemen Permintaan Energi IESR Faris Adnan Padhilah, dikutip dari Antara.

IESR menyebutkan bahwa sebesar 24 persen emisi tersisa berasal dari transportasi barang yang belum dilakukan intervensi khusus dalam kajian tersebut. 

Strategi Shift, dengan meningkatkan pangsa transportasi umum hingga 40 persen, berkontribusi paling besar dengan potensi pengurangan emisi sebesar 101 juta ton. Sementara itu, strategi Improve melalui adopsi kendaraan listrik, hingga 66 juta mobil dan 143 juta motor listrik diproyeksikan menurunkan emisi hingga 210 juta ton pada tahun yang sama.

Chief Executive Officer (CEO) IESR Fabby Tumiwa mengatakan implementasi pendekatan ASI secara konsisten dan bersamaan itu penting. Fabby mengatakan pada 2024 emisi dari sektor transportasi menyumbang 202 juta ton setara karbon dioksida atau sekitar 25 persen dari total emisi sektor energi nasional.

“Dari hasil pemodelan kami, pada tahun 2050 jarak tempuh per kapita diperkirakan melonjak hingga dua kali lipat. Tanpa strategi dekarbonisasi sektor transportasi, lonjakan ini akan memperburuk kemacetan, kenaikan impor bahan bakar minyak, dan polusi udara yang memperparah krisis kesehatan dan beban fiskal,” tutup Fabby.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |