Kronologi 19 Anggota OPM Kabur setelah Bacok Sipir Lapas Nabire

1 day ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 19 narapidana, yang 11 di antaranya anggota kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Nabire, Papua Tengah. Pelarian diawali oleh seorang narapidana bernama Ardinus Kogoya dengan tiba-tiba menyerang petugas menggunakan parang panjang yang diduga disembunyikan di balik punggung.

Aksi pelarian yang berlangsung brutal itu, terjadi sekitar pukul 11.00 WIT saat jam berkunjung. Parang untuk menyerang petugas diduga berasal dari dalam lapas, yang biasa untuk memotong kayu bakar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan itu menyebabkan tiga petugas Lapas Nabire mengalami luka yaitu Kepala Jaga Rahman mengalami luka serius di jari telunjuk kiri, Kasi Kamtib Yan Nawipa luka sayat di tangan kiri dan anggota jaga Jhosua terluka di jari tangan kanan.

Setelah menyerang petugas, para narapidana melarikan diri melalui area belakang lapas menuju kompleks KPR Pemda dan perbukitan.

Kepala Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol. Faizal Rahmadani mengatakan, 11 dari 19 narapidana yang kabur dari Lapas Nabire adalah anggota Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB), sebutan pemerintah untuk kelompok separatis di Papua.

"Sebelas narapidana adalah anggota KKB yang berasal dari wilayah Puncak Jaya, Puncak, dan Paniai, kata Faizal Rahmadani di Jayapura, Selasa, 3 Juni 2025, seperti dikutip Antara.

Anggota KKB Puncak Jaya terdiri dari Yotenus Wonda, Alison Wonda dan Tandangan Kogoya.

Anggota KKB Puncak yaitu Alenus Tabuni, Junius Waker, Yantis Murib, Ardinus Kogoya, Pelinus Kogoya, dan Marenus Tabuni dan KKB Paniai terdiri dari Anan Nawipa dan Yakobus Nawipa.

Sedangkan delapan narapidana yang tidak terdata sebagai anggota dengan KKB yaitu Agus Gobay, Yeheskiel Degei, Noak Tekege, Gimun Kogoya, Jenison Gobay, Roy Wonda, Andreas Tekege dan Salomo Tekege.

Tim Gabungan Buru Napi Kabur

Di lokasi pelarian, ditemukan pakaian napi yang dibuang. Mereka terpantau sempat berada di area Pasar Oyehe, Siriwini, dan Jalan Marthadinata, Nabire.

"Satgas Damai Cartenz telah mengerahkan tim untuk melakukan pengejaran para narapidana yang kabur," kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol. Faizal.

Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz mengerahkan tim gabungan untuk mencari 19 narapidana yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, Senin.

“Tim kami bersama jajaran Polda Papua Tengah dan instansi terkait saat ini terus melakukan pengejaran secara intensif. Semua napi yang kabur akan ditindak tegas sesuai prosedur,” kata Faizal.

Dia menegaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap aksi pelarian tersebut. Terlebih, narapidana yang kabur setelah menyerang petugas lapas tersebut diduga terlibat dalam jaringan Kelompok Kriminal Bersenjata.

Pencarian terhadap 19 narapidana yang kabur itu masih terus berlangsung. Satgas Operasi Damai Cartenz memastikan langkah-langkah pengamanan di seluruh wilayah Papua Tengah akan ditingkatkan demi menjaga keamanan dan kekondusifan situasi.

Di samping itu, masyarakat di wilayah Nabire dan sekitarnya diimbau untuk tidak panik atas peristiwa ini. Masyarakat yang melihat atau mengetahui informasi keberadaan narapidana, khususnya yang terafiliasi KKB, diminta untuk segera melapor ke aparat terdekat.

DPR: Harus Dindak Tegas

Anggota Komisi XIII DPR RI Mafirion meminta petugas segera menangkap 19 narapidana yang kabur dari Lapas Nabire dan mengusut tuntas serta menindak siapa pun yang terlibat.

Dia menilai bahwa peristiwa kaburnya narapidana, termasuk yang terlibat dalam kelompok separatis sangat mengkhawatirkan. Terlebih lagi, kata dia, para narapidana itu kabur dengan menyerang petugas dengan senjata.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka kabur dan ditangkap saja tapi harus berikan sanksi berat untuk memberikan efek jera," kata Mafirion di Jakarta, Selasa, seperti dikutip Antara.

Jika tidak ada langkah cepat dan tepat dari pemerintah, dia khawatir kasus-kasus serupa akan terjadi di Lapas lain di Indonesia. Menurut dia, langkah cepat itu pun diperlukan untuk memberikan jaminan perlindungan kepada masyarakat.

Menurut dia, harus ada evaluasi menyeluruh baik kesiapan penjaga lapas hingga penguatan peralatan pendukung. Sebab, dia menilai kaburnya narapidana itu bisa membahayakan keselamatan petugas.

Selain itu, dia meminta agar kementerian terkait melakukan audit rutin terhadap keamanan Lapas termasuk kondisi fisik seperti pagar, pintu sel, hingga protokol pengawasan yang berlaku.

Termasuk, kata dia, perbaikan terhadap penggunaan teknologi seperti CCTV berkualitas tinggi dengan sistem pengenalan wajah, sensor gerak dan alarm otomatis.

Dia juga mengatakan, harus dilakukan pemisahan narapidana berdasarkan tingkat risiko kejahatan berat seperti teroris, KKB, bandar narkoba atau pelaku kekerasan yang sudah melampaui batas keamanan.

"Jangan sesudah jadi masalah, baru dipindahkan. Identifikasi awal harus dilakukan sehingga ketika ada narapidana yang risiko tinggi, langsung kirim ke Nusakambangan," katanya.

Dikunjungi Dirjen

Direktur Jendral Pemasyarakatan, Mashudi, mengunjungi tiga petugas Lembaga Pemasyarakatan  Kelas II B Nabire, yang menjadi korban serangan dan dirawat di RSUD Nabire.

"Tadi saya baru mengunjungi satu anggota kami yang rawat jalan yaitu petugas pengamanan dan alhamdulillah kondisinya sudah membaik kemudian dua petugas lainnya sementara dalam pemulihan pasca dioperasi," katanya dalam siaran pers yang diterima Antara di Timika, Selasa.

Pihaknya memastikan untuk memberikan dukungan kepada anggota yang terluka karena telah berusaha menangani gangguan keamanan dan ketertiban.

Menurut Mashudi, dua petugas Lapas Kelas II B Nabire yang mendapat operasi adalah komandan jaga dan kepala seksi keamanan dan ketertiban.

"Mereka mengalami luka yang tergolong parah karena bacokan senjata tajam saat mencoba menghalau dan mengendalikan warga binaan," ujarnya.

Dia menyerahkan bantuan dana bagi tiga petugas yang terluka sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap upaya yang telah dilakukan petugas Lapas Nabire.

"Ini adalah pemberian dari Bapak Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto sebagai bentuk perhatian dan dukungan terhadap upaya yang telah dilakukan petugas Lapas Nabire," katanya .

Dia menambahkan setelah itu, pihaknya melanjutkan peninjauan ke Lapas Nabire bersama Kapolda dan Wakapolda Papua Tengah, Direktur Kepatuhan Internal dan Direktur Perawatan Kesehatan Ditjenpas.

Saat ini kondusi Lapas Nabire sudah kondusif. Jumlah warga binaan lapas Nabire saat ini 218 orang dari kapasitas 150 orang sementara jumlah petugas pengamanan per regu lima orang.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |