Mabes TNI: Tak Ada Penggunaan Bahan Peledak Dalam Pengamanan di Papua

1 day ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia menepis tudingan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), ihwal penggunaan bahan peledak dalam operasi pengamanan di Papua.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, Satuan Tugas TNI yang diterjunkan ke lapangan hanya dibekali senapan serbu dalam melakukan patroli pengamanan di seluruh wilayah Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tak ada penggunaan bahan peledak dalam pengamanan di Papua," kata Kristomei melalui pesan singkat, Rabu, 28 Mei 2025.

Menurut dia, prajurit TNI maupun personel Brigade Mobil Polri yang bertugas di Papua, hanya dibekali senapan serbu dengan kaliber peluru 5,6 - 7,2 milimeter.

Senjata peledak seperti granat, ranjau, dan lainnya, kata dia, hanyalah upaya propaganda OPM untuk mendiskreditkan TNI-Polri agar dilabeli sebagai penjahan perang yang melanggar ketentuan hukum humaniter Internasional.

"Tudingan serangan udara yang disampaikan mereka, kami memastikan itu tidak pernah dilakukan," kata mantan Kepala Dinas Penerangan RNI Angkatan Darat itu.

Adapun, Juru bicara markas pusat TPNPB Sebby Sambom menuding penggunaan bahan peledak oleh TNI-Polri dalam operasi militer di Papua. Beberapa di antaranya, diklaim ditemukan milisi TPNPB di Intan Jaya dan di Kabupaten Puncak.

Sebby mengatakan, di Intan Jaya saat operasi militer dilancarkan Satgas Habema, Selasa, 13 Mei lalu, ditemukan adanya ranjau yang ditanam dan dipasangkan TNI kepada mayat milisi TPNPB yang tewas.

Akibatnya, dia melanjutkan, dua milisi TPNPB mengalami luka ketika berupaya mengevakuasi jenazah kolega yang tewas akibat operasi militer itu. "Di Ilaga, mereka juga lakukan penjatuhan bom dari helikopter," kata Sebby.

Dihubungi terpisah, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani membantah pernyataan Sebby. Dia mengatakan, tak ada penggunaan bom maupun ranjau dalam kontak senjata yang terjadi di Bandar Udara Aminggaru, Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Sabtu lalu.

Dia menjelaskan, kontak tembak yang terjadi dipicu adanya suara tembakan di dua titik berbeda di dekat Bandara Aminggaru, yang kemudian direspon oleh tim Belukar dan Delta Satgas Damai Cartenz untuk mengamankan penerbangan Bupati dan aktivitas warga di sekitar.

"(Penggunaan bahan peledak) Itu mengada-ada," kata Faizal.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |