Mengapa Dilarang Puasa saat Hari Tasyrik 2025? Ini Alasan dan Penjelasannya

12 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Dzulhijjah merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah alias asyhurul hurum. Setiap memasuki bulan haram, umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas maupun kuantitas ibadah.

Salah satu ibadah yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah adalah puasa. Waktu puasa Dzulhijjah yang sering ditekankan para ulama ialah pada sembilan hari pertama, namun sebenarnya di hari lain pun boleh dilakukan.

Akan tetapi, muslim harus tahu bahwa pada Dzulhijjah terdapat hari-hari yang dilarang berpuasa. Salah satu waktu yang dilarang puasa di bulan Dzulhijjah adalah hari tasyrik. Hari tasyrik ialah tiga hari setelah Idul Adha, yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

Hari tasyrik termasuk waktu penyembelihan hewan kurban. Jadi, penyembelihan hewan kurban tidak hanya dilakukan setelah sholat Idul Adha, tapi hingga tiga hari setelahnya alias sampai hari tasyrik terakhir.

Pertanyaannya, mengapa muslim dilarang berpuasa saat hari tasyrik 2025? Simak penjelasannya di bawah ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Detik-Detik Evakuasi Jenazah Bocah Tenggelam di Pantai Bedahan Cilacap

Penjelasan Hari Tasyrik

Biasanya tiga hari setelah Idul Adha itu daging-daging kurban masih dibagikan. Daging-daging juga mulai diolah dengan aneka masakan yang lezat. Hal inilah yang menjadi alasan dilarangnya berpuasa pada hari tasyrik.

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ عِنْدَ اللُّغَوِيِّينَ وَالْفُقَهَاءِ ثَلاثَةُ أَيَّامٍ بَعْدَ يَوْمِ النَّحْرِ ، قِيلَ : سُمِّيَتْ بِذَلِكَ لأَنَّ لُحُومَ الأَضَاحِيِّ تُشَرَّقُ فِيهَا ، أَيْ تُقَدَّدُ فِي الشَّمْسِ

Artinya, “Hari tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fiqh adalah tiga hari setelah hari kurban (hari raya Idhul Adha). Dinamakan tasyrik karena daging-daging kurban didendeng (dipanaskan di bawah terik matahari) pada hari-hari itu.” (Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyah, 320 via NU Online Jatim)

Larangan berpuasa di hari tasyrik terdapat dalam riwayat berikut. 

عَنْ عَائِشَةَ وَعَنْ سَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ

Artinya, “Diriwayatkan dari Aisyah dan dari Salim dari Ibn Umar, keduanya berkata, tidak diberi keringanan di hari tasyriq untuk berpuasa kecuali jika tidak didapati hewan sembelihan (hadyu).” (HR. Bukhari. 1859) 

Alasan Dilarang Puasa di Hari Tasyrik 

Dalam hadis riwayat lain, umat Islam dilarang berpuasa pada hari tasyrik karena hari tersebut adalah hari makan dan minum. 

عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya, “Dari Nubaishah, ia berkata, Rasulullah bersabda: Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141).

Dalam musnad Ahmad diterangkan sebagai berikut.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُذَافَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُ أَنْ يُنَادِيَ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

Artinya: “Dari Abdullah bin Hudzafah sesungguhnya Nabi Muhammad menyuruhnya untuk mengumumkan di Hari tasyrik bahwa hari-hari itu merupakan hari makan minum.” (HR. Ahmad)

Dalam Syarh Shahih Muslim, 8/18, Imam Nawawi berpendapat bahwa hadis-hadis di atas merupakan dalil dilarangnya berpuasa pada hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijah).

Dapat disimpulkan, alasan diharamkannya berpuasa pada hari tasyrik karena tiga hari tersebut merupakan satu rangkaian Idul Adha. Ditegaskan pula hari tasyrik adalah hari makan dan minum, berbagi daging kurban, dan memasak daging yang diolah menjadi masakan lezat. 

Wallahu’alam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |