Mengenal 3 Jenis Najis dan Cara Menyucikannya yang Benar, Ceramah Buya Yahya 2025

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Di antara syarat sah sholat ialah suci seluruh tubuhnya, pakaiannya, serta tempat sholat dari najis. Salah satu dalil wajibnya suci dari najis ketika sholat ialah hadis Rasulullah SAW berikut.

“Apabila pakaian salah satu dari kalian terkena darah haid, hendaknya ia menggosoknya kemudian membasuhnya dengan air, lalu ia boleh mengenakannya untuk sholat.” (HR Bukhari Muslim)

Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya dalam kajiannya menerangkan bahwa najis terbagi pada tiga golongan. Pertama ialah najis mukhafafah, kedua najis mughallazah, ketiga najis mutawassitah.

Najis mukhaffafah atau najis yang ringan. Najis mukhaffafah ialah air kencing bayi laki-laki yang belum mencapai usia 24 bulan serta belum diberikan asupan selain ASI.

"Bayi seperti itu air kencingnya najis, tapi ringan. Maksud ringan di sini dalam cara menyucikannya. Adapun (hukum) menghalangi sholat sama, najis mughallazah, mukhafafah, mutawassitah menjadi sebab sholat tidak sah, sama. Cuma disebut ringan tuh ringan di dalam menyucikannya," jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV sebagai ceramah terbaru, Rabu (28/5/2025).

Adapun cara mensucikan dari najis mukhaffafah ialah cukup dengan memercikkan air hingga merata keseluruh wilayah yang terkena najis mukhaffafah.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Gunung Lewotobi Kembali Erupsi, Warga Panik Berlarian ke Posko Pengungsian

Najis Mughallazah

Kemudian golongan najis yang kedua ialah najis mughallazah. Najis mughallazhah atau najis berat ialah anjing atau babi serta peranakannya dari anjing atau babi.

"Cara menyucikannya adalah menggunakan air suci yang menyucikan dengan tujuh kali basuhan. Dan salah satu dari tujuh tersebut, air dicampur dengan debu yang bisa digunakan untuk bertayamum," tutur Buya Yahya.

Buya Yahya mencontohkan tangan yang basah mengenai anjing, maka tangan tersebut menjadi najis mughallazah. Apabila tangan itu dibasuh dengan sabun hingga seribu kali pun tidak akan menjadi suci, selama tidak menggunakan debu.

Cara mensucikan najis mughallazah ialah dengan tujuh kali basuhan serta di antara basuhan itu dicampur dengan debu atau tanah yang jika tanah itu kering sah dipakai untuk tayamum. Artinya, debu yang suci.

"Sunnahnya air yang dibasuh (dicampur) dengan debu itu bukan di basuhan yang terakhir, bisa yang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau debu di basuhan yang terakhir nanti bajunya kotor kena warna debu, tapi kalau tidak di basuhan yang terakhir, setelah dicampur debu akan diguyur dengan air yang lainnya," terang Buya Yahya.

Najis Mutawassitah

Golongan najis yang ketiga ialah najis mutawassitah atau najis pertengahan. Najis yang tergolong pertengahan ialah setiap najis-najis selain golongan najis mukhaffafah dan mughallazah.

Adapun cara menyucikan dari najis mutawassitah ialah dengan dua tahapan. Pertama ialah membersihkan terlebih dahulu wilayah yang terkena najis dari zatnya najis. Tahap yang kedua ialah membasuh secara menyeluruh dengan air suci yang mensucikan. 

Misalnya, pakaian yang terkena ayam. Langkah pertama ialah membersihkan pakaian tersebut dari kotoran ayam. Setelah bersih lalu basuh secara merata dengan air suci yang menyucikan.

"Cukup sekali (basuhan), tentunya setelah bersih. Sekali (basuhan) tak tahunya masih nempel (zat najis), ya gak sah. Makanya, syaratnya adalah bersih dari najis (lalu) sekali basuhan. Maka, tidak perlu kita sampai tiga kali basuhan, hanya masalah kepuasan saja tiga kali basuhan," pungkas Buya Yahya.

Wallahu a’lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |