Mengenal Segoro Amarto, Motif Batik Baru Kota Yogyakarta

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Yogyakarta - Motif batik terus berkembang di Yogyakarta seiring makin tingginya minat masyarakat yang menggunakan batik dalam berbagai aktivitas. Pekan ini, Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) yang merupakan lembaga pengembangan industri kreatif Pemerintah Kota Yogyakarta meluncurkan motif baru yang dinamai Batik Segoro Amarto.

Motif ini lahir dari sayembara yang digelar Pemerintah Kota Yogyakarta, lantas diracik dan disempunakan bersama sejumlah seniman batik dan desainer. Motif baru ini disebut siap digunakan untuk seragam sekolah dan juga pegawai pemerintahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Motif batik Segoro Amarto ini merupakan transformasi dari motif batik yang sudah ada, dengan penyegaran desain tanpa meninggalkan makna filosofinya," kata
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Kamis 22 Mei 2025.

Makna Motif Batik

Pada motif baru Batik Segoro Amarto yang baru ini, terdapat motif peksi bulu 10 sebagai tanda zaman bahwa motif itu dibuat pada era Keraton Yogyakarta dipimpin Sri Sultan Hamengkubuwono X yang bermakna maju dan berkembang. Selain itu, pada motif itu terdapat ornamen cepek papat atau sedulur papat yang artinya menjadi pelindung manusia sejak kandungan hingga akhir. 

Selain itu, terdapat pula ornamen pohon asam jawa yang bermakna sinom dan sengsem yakni semangat muda dan senantiasa menyenangkan. Kemudian ornamen canting yang mengandung harapan menjaga Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

Di bagian lain terdapat pula motif ceplok belah papat, yang menjadi lambang air sebagai sumber kehidupan dan representasi dari filosofi segara amarta.

Tak hanya itu, dalam motif Batik Segoro Amarto juga terdapat motif truntum lima yang bermakna 5 butir Pancasila, dengan ornamen pelita sebagai harapan penerang dalam kehidupan, juga sawo kecik "sarwo becik" yang maknya senantiasa diberikan kebaikan.

Di bagian pusat atau tengah motif itu, terdapat gambar Tugu Pal Putih sebagai makna hidupnya nilai manunggaling kawulo lan gusti. Tak ketinggalan, ada pula ornamen buku dan pena sebagai simbol Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan dan Pelajar.

Hasto menuturkan, batik di Yogyakarta musti menjadi elemen produktif yang mampu mendorong ekonomi masyarakat. Dengan total hampir 6.000 pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Yogyakarta, nantinya Batik Segoro Amarto akan dipakai setidaknya dalam seminggu sekali, serta siswa dari tingkat SD hingga SMA yang diwajibkan mengenakannya. 

“HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) sudah ada, cap juga sudah ada, tinggal membentuk kelompok Koperasi Merah Putih bisa langsung berkarya dalam bentuk koperasi yang sifatnya bukan untuk sektor jasa, tetapi produksi yang riil, ini juga akan mengurangi jumlah koperasi yang hanya melayani simpan pinjam,” ungkapnya.

Ciri Khas Yogyakarta

Pemenang sayembara perancang motif baru Batik Segoro Amarto, Aruman, menuturkan dalam menciptakan motif baru itu, ia  menggabungkan sejumlah ornamen simbol dalam satu kesatuan yang menggambarkan ciri Yogyakarta.

"Ada gambar Tugu, buku, pulpen, pelso bulu 10, truntum, dan canting serta segoro amarto atau gunungan," kata dia.

Selain itu, unsur lain yang ditambahkan para kurator seperti ornamen asam jawa dan sawo kecik. "Semua unsur tersebut tetap mempertahankan motif batik yang lama dan bentuk penyegaran,” katanya.

Desain batik Segoro Amarto dalam finishingnya dibantu oleh para kurator. Namun, unsur yang digali dalam batik yang dibuat tidak terlepas dari simbol Segoro Amarto yang berarti Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyokarto.

Ia berharap, dengan regulasi yang dibuat, motif baru batik Segoro Amarto dapat menghidupkan kembali penjualan produk lokal sehingga berdampak pada perekonomian Kota Yogyakarta, terutama perajin batik.

Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo menambahkan Koperasi Merah Putih akan menjadi garda depan dalam produksi dan pemasaran motif baru Batik Segoro Amarto nantinya.

Dengan hampir 100 anggota pengrajin batik, koperasi ini akan diberdayakan untuk memastikan produksi tetap berada di tangan warga Yogyakarta. “Koperasi akan membantu bahan baku dan pemasaran, koperasi ini juga akan membina pembentukan lima koperasi kecil untuk pemerataan produksi dan distribusi,” ujarnya. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |