Orang Ini 2 Kali Ibadah Haji tapi Malah Sia-Sia Gak Dapat Pahala, Simak Kisahnya

18 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Haji adalah salah satu ibadah yang memerlukan pengorbanan harta. Beberapa waktu lalu, pemerintah dan DPR telah menyepakati Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1446 H/2025 M dengan rata-rata sebesar Rp89.410.258,79 dengan asumsi kurs 1 USD sebesar Rp16.000.

Artinya, seorang muslim yang ingin berangkat haji harus mengeluarkan biaya hingga puluhan juta rupiah. Ongkos haji dengan nominal yang disepakati pemerintah dan DPR tersebut tidaklah murah.

Meski begitu, biaya haji tersebut tidak mengurangi semangat umat Islam untuk menunaikan Rukun Islam kelima. Bahkan, ada muslim yang pekerjaannya hanya buruh biasa tapi dia semangat berhaji dengan menabung setiap harinya.

Haji termasuk ibadah wajib. Namun, kewajiban ini berlaku bagi muslim yang mampu dan memenuhi syarat. Mampu di sini bukan sekadar harta, tapi juga fisik dan mental.

Soal haji, ada cerita menarik yang penuh hikmah. Kisah haji ini mengandung banyak pembelajaran, khususnya bagi orang yang hendak atau telah menyelesaikan ibadah haji, baik sekali maupun dua kali atau lebih. Simak kisahnya yang disarikan dari kitab Irsyadul ‘Ibad.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Alquran Kuno Peninggalan Pasca-Perang Diponegoro Ditemukan di Pegunungan Cilacap

Kisah Orang Haji yang Sia-Sia

Dikisahkan, suatu ketika seorang laki-laki menjamu Sufyan ats-Tsauri dan kawan-kawannya. Lelaki itu kemudian meminta sang istri untuk memberikan hidangan pada tamunya.

"Berikanlah hidangan padaku hidangan yang kamu bawa dari haji yang kedua, bukan haji yang pertama,” pintanya dikutip dari NU Online, Ahad (11/5/2025).

Dari permintaan tersebut dapat diketahui bahwa lelaki itu meminta istrinya untuk menyuguhkan hidangan. Namun, di balik itu ia seakan memamerkan ke orang-orang bahwa dirinya sudah ibadah haji dua kali.

Permintaan lelaki pada istrinya itu direspons oleh Sufyan ats-Tsauri.

"Sungguh kasihan orang ini. Dengan perkataannya itu dia telah menghapus pahala dua hajinya. Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya'," kata ulama alim dan zuhud yang wafat pada 778 M ini.

Ibadah Haji Tidak Boleh Riya

Ibadah haji merupakan perintah Allah dan rasul-Nya. Jangan sampai ibadah tersebut menjadi riya karena ditujukannya bukan karena-Nya. Rasulullah SAW meminta umatnya untuk berhati-hati dari riya’. 

Imbauan tersebut disampaikan ketika nabi mendapat pertanyaan dari seorang laki-laki yang datang kepadanya.

"Apa itu keselamatan pada hari esok (hari kiamat)?"   

"Ketika kamu tidak menipu Allah," jawab Rasulullah.

"Bagaimana kita menipu Allah?" tanyanya lagi.

"Yaitu ketika kamu menunaikan perintah Allah dan rasul-Nya namun kamu bertujuan untuk selain ridha Allah. Berhati-hatilah dari riya' karena sesungguhnya ia termasuk kategori syirik kepada Allah," balas Nabi lagi.   

Demikian disampaikan dalam hadits riwayat Adz-Dzahabi. Hadits ini melanjutkan sabda Nabi bahwa kelak di hari kiamat orang-orang riya' dipanggil di hadapan orang banyak dengan empat nama: "wahai orang kafir", "wahai orang durhaka (fâjir)", "wahai orang cedera (ghâdir)", dan "wahai orang merugi (khâsir)".   

Nabi menjelaskan, perbuatan orang riya' tersebut sesat dan pahalanya pun musnah, sehingga ia tak memiliki bagian apa-apa di hari kiamat. Selanjutnya diseru kepadanya, "Ambillah pahala dari orang-orang yang menjadi tujuan amalmu, wahai penipu diri sendiri."    

Masih mengutip NU Online, dalam kitab Irsyâdul ‘Ibâd pula diceritakan bahwa seorang imam ditanya tentang siapa orang yang disebut ikhlas. Ia jawab, "Orang yang merahasiakan kebaikannya sebagaimana menyimpan kejahatannya."   

Demikian kisah tentang seseorang yang ibadah haji tapi menjadi sia-sia dan penjelasan riya’. Semoga siapapun yang sudah atau mau beribadah haji dijauhkan dari perbuatan tercela tersebut. Wallahu a'lam.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |