Pengamat Energi Soal Prospek Ritel SPBU Setelah Shell Jual Seluruh SPBU di Indonesia

6 days ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat energi sekaligus founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan bisnis ritel Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) masih prospektif di dalam negeri di tengah pengambilalihan PT Shell Indonesia.

“Secara umum tidak bisa digeneralisir bahwa kemudian bisnis ritel SPBU spbutidak menarik lagi. Bagi pemain lain yang sesuai baik skala ekonomi maupun dalam hal strategi bisnisnya, ke depan bisa saja dilihat masih prospektif,” ujar Agung pada Sabtu, 24 Mei 2025 seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agung menilai keputusan bisnis Shell atas strategi utama bisnis saat ini adalah upstream and low carbon business. Menurutnya, strategi utama bisnis Shell ini belum dapat diharapkan karena Bahan Bakar Minyak (BBM) low carbon masih kurang diminati dibandingkan BBM low price di dalam negeri.

“Dalam konteks ini, Shell sepertinya juga melihat lini bisnis yang lain dalam hal bisnis rendah karbon,” kata Agung.

Di sisi lain, kata dia, dengan kondisi harga yang diatur, bisnis ritel BBM swasta di dalam negeri harus bersaing dengan BBM subsidi dan BBM jenis penugasan. Oleh karena itu, menurutnya, secara skala ekonomi menjadi terbatas dan tidak memberikan perkembangan bagi Shell.

Sebelumnya, Shell mengumumkan penjualan seluruh jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Indonesia kepada perusahaan patungan yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Indonesia. Dalam keterangan resmi yang dirilis pada Jumat, 23 Mei 2025, Shell Indonesia menyatakan bahwa transaksi ini mencakup sekitar 200 SPBU, termasuk 160 unit yang dimiliki langsung oleh perusahaan. Penjualan ini dijadwalkan rampung tahun depan.

Citadel Pacific dikenal sebagai pemegang lisensi merek Shell di sejumlah wilayah Asia-Pasifik seperti Guam, Saipan, Macao, Palau, dan Hong Kong. Sementara itu, Sefas Group merupakan mitra lama Shell di Indonesia yang saat ini menjadi distributor pelumas Shell terbesar di Tanah Air.

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan operasional bisnis tetap berjalan normal  meski seluruh jaringan SPBU akan berpindah tangan. Dia menyebutkan pelanggan tetap bisa menikmati layanan seperti biasa selama masa transisi.

"Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa, hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini diharapkan terjadi pada tahun depan,” kata Susi dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 23 Mei 2025.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell tidak akan berpengaruh pada investasi hilir minyak dan gas bumi (migas) Indonesia.

“Dia kan menjual, bukan berarti menutup bisnisnya. Itu perpindahan kepemilikan perusahaan saja. Jadi, apanya yang pengaruh (ke investasi hilir)? Dia kan tetap jalan terus,” kata Bahlil seperti dikutip dari Antara.

Bahlil memandang pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell sebagai aksi korporasi biasa yang tidak mengusik ketersediaan maupun distribusi BBM ke masyarakat. Terlebih, Shell merupakan entitas swasta, sehingga pemerintah tidak memiliki hak untuk membatasi perusahaan tersebut melakukan aksi korporasi.


Nandito Putra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini


Pilihan Editor: Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Borong 200 SPBU Shell di Indonesia

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |