TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menargetkan revitalisasi Stadion Tugu di Jakarta Utara rampung pada akhir 2025. Saat ini, tahap pertama pembangunan stadion sepak bola itu telah selesai dilaksanakan.
Pramono menuturkan, revitalisasi dilakukan dalam dua tahap untuk memastikan proses pembangunan berjalan dengan baik. “Kalau bisa diselesaikan, mudah-mudahan akhir Desember 2025 ini selesai,” ucap Pramono seusai meninjau revitalisasi Stadion Tugu, di kawasan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, pada Senin, 2 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Politikus PDI Perjuangan ini memamerkan bahwa stadion itu memiliki rumput berstandar Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA. Sehingga, ia mengklaim, pemain sepak bola internasional juga bisa bermain di stadion tersebut.
Sementara itu, total anggaran yang digelontorkan Pemerintah Provinsi Jakarta untuk revitalisasi Stadion Tugu mencapai Rp 180,94 miliar. Pada tahap pertama yang telah rampung, anggarannya sebesar Rp 79,94 miliar. “Nanti akan segera masuk pada tahap kedua, kurang lebih Rp 101 miliar,” kata Pramono.
Adapun Pemerintah Jakarta memulai revitalisasi Stadion Tugu, Jakarta Utara, pada Oktober 2022 lalu. Pembangunan stadion terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pengerjaan areal lapangan, sedangkan tahap kedua adalah pekerjaan infrastruktur penunjang lapangan.
Gubernur Jakarta saat itu, Anies Baswedan, sempat berpesan agar pengguna dan warga sekitar merawat stadion. Kala itu, Anies mengatakan dirinya tak akan lagi menyampaikan pidatonya saat peresmian stadion. "Karena pada saat stadion ini diresmikan, yang pidato di sini bukan lagi gubernurnya saya. Orang lain yang sudah nanti pidato saat peresmian," kata dia dalam sambutannya di lokasi, Rabu, 12 Oktober 2022.
Konsep Stadion Tugu, ia melanjutkan, tak hanya untuk membuat pemain dan penonton merasa nyaman. Stadion ini juga dibangun dengan harapan akan menggerakkan perekonomian, menjadi tempat interaksi warga, titik integrasi dengan transportasi umum, dan contoh pengelolaan berbasis lingkungan. "Pemerintah bisa membangun tempatnya, tapi yang bisa merawat adalah seluruh masyarakat yang menggunakan," ujar Anies.