TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Disiplin (komdis) PSSI menjatuhkan sanksi berat kepada kapten PSM Makassar Yuran Fernandes berupa larangan bermain selama satu tahun. Sanksi berat dijatuhkan kepada Yuran buntut kritiknya terhadap sepak bola Indonesia setelah timnya kalah 1-3 dari PSS Sleman di Liga 1, Sabtu, 3 Mei 2025.
"Dari hasil sidang Komite Displin PSSI, Yuran Fernandes dianggap melanggar pasal 59 ayat 2 jo pasal 141 Kode Displin PSSI tahun 2023. Sdr Yuran Fernandes Rocha Lopes dikenakan sanksi larangan beraktivitas dalam kegiatan sepak bola Indonesia selama 12 bulan sejak keputusan ini diterbitkan," bunyi pernyataan Komite Displin PSSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hukuman ini berlaku mulai melawan Malut United di Stadion BJ Habibie, Parepare pada Sabtu, 10 Mei 2025, pukul 16.30 WITA. Tidak hanya sanksi larangan bermain, Yuran juga dikenakan denda sebesar Rp 25 juta. "Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas berakibat terhadap hukuman lebih berat," lanjut pernyataan tersebut.
PSM menyayangkan keputusan Komite Displin PSSI. Juku Eja akan mengajukan banding terkait keputusan Komite Displin PSSI ini. "PSM Makassar menyayangkan sanksi Yuran Fernandes yang baru disampaikan setelah persiapan melawan Malut United selesai digelar (Press conference & Official Training). Atas sanksi ini, PSM Makassar akan mengajukan banding dan hadir bersama-sama Yuran Fernandes menghadapi situasi ini," tulis PSM di akun Instagram-nya.
Dalam laga melawan PSS Sleman, Yuran sejatinya sempat mencetak gol di awal babak pertama sekaligus berpeluang membawa tim Juku Eja unggul. Namun beberapa saat kemudian, terjadi pengecekan lewat Video Assistant Referee atau VAR. Wasit pun membatalkan gol tersebut karena Yuran dianggap melakukan pelanggaran lebih dulu.
Usai pertandingan, pemain asal Tanjung Verde itu meluapkan emosinya di media sosial yang dianggap menyinggung kualitas kompetisi sepak bola nasional. "Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin Bermain Sepak Bola Serius, menjauhlah dari Indonesia," tulis Yuran Fernandes, dikutip dari Skor.id.
Yuran Fernandes telah membuat klarifikasi mengenai pernyataannya tersebut dan kemudian menjalani sidang bersama Komite Disiplin PSSI. Ia mengatakan bahwa kritiknya hanya mengenai sepak bola.
“Para pecinta sepak bola Indonesia. Saya ingin memberikan klarifikasi terkait unggahan saya di Instagram pada tanggal 3 Mei 2025. Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola. Ungkapan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara," tulis Yuran di Instagramnya.
"Pernyataan tersebut merupakan luapan emosional, tepat setelah pertandingan yang penuh dengan tekanan dan drama. Saya yakin mereka yang menonton pertandingan tersebut paham betul mengapa saya begitu emosional."
"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf dan meminta untuk tidak menyalah artikan unggahan saya ke dalam konteks yang lebih luas. Itu hanya murni merupakan bentuk kekecewaan pribadi saya terhadap situasi di lapangan, sekaligus cerminan dari rasa peduli dan harapan saya kepada PSSI dan LIB, bahwa sepak bola Indonesia bisa berkembang dan menjadi lebih baik dari hari ini. Terima kasih," ucap Yuran.