Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim sering mendengar atau mengucapkan kalimat Subhanallah. Kalimat ini merupakan ungkapan pujian dan pengagungan terhadap Allah SWT. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya subhanallah artinya dan bagaimana seharusnya kita memaknainya?
Dalam buku “Ensiklopedi Tasawuf” oleh Ahmad Rofi’ Usmani (Grafindo, 2011), dijelaskan bahwa kata “Subhanallah” artinya berasal dari akar kata “sabaḥa” (س‑ب‑ح) yang berarti menjauh atau menyucikan. Secara istilah, itu berarti menyucikan Allah dari segala yang tidak sesuai dengan sifat-Nya, seperti kelemahan, kesalahan, atau kekurangan.
Ungkapan ini menjadi bagian dari dzikir yang dianjurkan dalam Islam, sebagai bentuk pengakuan atas kesempurnaan dan keagungan Allah SWT.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang subhanallah artinya dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (1/7/2025).
Penjelasan Kata dan Istilah Arti Subhanallah
Kata “Subhanallah” berasal dari bahasa Arab: سُبْحَانَ ٱللَّٰهِ, yang berarti "Maha Suci Allah". Dalam ilmu tafsir, tasbih (سُبْحَانَ) menunjukkan pengakuan bahwa Allah bersih dari segala kekurangan, cela, dan sifat yang tidak layak bagi-Nya.
Menurut M. Quraish Shihab dalam buku “Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an” (Lentera Hati, 2002), kata "Subhanallah" adalah bentuk tahlil atau pemujaan yang mengandung pengakuan atas kesempurnaan dan kesucian Allah. Dalam penafsiran Quraish Shihab terhadap QS. Al-Isra’ ayat 1, kata “subhana” digunakan dalam bentuk yang sangat mulia, menunjukkan pengagungan yang sempurna.
Dalam kajian semantik oleh Toshihiko Izutsu di buku “God and Man in the Qur’an” (2008), tasbih diartikan sebagai tindakan pengagungan kepada Tuhan yang mengandung makna metafisik, yakni bahwa manusia mengakui Allah berada di luar jangkauan sifat-sifat duniawi. Tasbih adalah upaya spiritual manusia untuk menjaga kesucian konsep ketuhanan.
Kedalaman Makna Subhanallah
Mengucapkan Subhanallah bukan hanya sekadar melafalkan kata-kata. Lebih dari itu, ungkapan ini adalah bentuk penghayatan spiritual yang mendalam. Dengan mengucapkan Subhanallah, seorang Muslim mengakui bahwa Allah SWT bersih dari segala kekurangan dan cela, serta Maha Tinggi dari segala sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
Berdasarkan jurnal “Dzikir dan Perannya dalam Meningkatkan Kualitas Spiritual Muslim” oleh Asrul Nurhadi (Jurnal Studi Islam Al-Qalam, 2018), "Subhanallah" termasuk dalam jenis dzikir tasbih yang jika diucapkan secara istiqamah dapat meningkatkan ketenangan batin dan menanamkan sikap tawadhu dalam diri. Kalimat ini termasuk dzikir ringan yang sangat dianjurkan, seperti sabda Nabi SAW:
“Dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman: Subhanallah wa bihamdih, Subhanallahil Azim.” (HR. Bukhari-Muslim)
Dalam buku “Tafsir Al-Muyassar” oleh Tim Ulama Tafsir Saudi Arabia (Darussalam, 2005), “Subhanallah” dijelaskan sebagai bagian dari dzikir tasbih yang dapat menjadi sarana penghapus dosa-dosa kecil apabila dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.
Keutamaan Mengucap Pujian Subhanallah
Ada banyak keutamaan dalam mengucapkan kalimat Subhanallah. Salah satunya adalah sebagai amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Selain itu, kalimat ini juga memiliki bobot yang berat di timbangan amal kebaikan.
Menurut hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman: Subhanallah wa bihamdih, Subhanallahil ‘Azhim.” (HR. Bukhari No. 6682, Muslim No. 2694)
Dalam buku “Fiqh Dzikir” karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003), dijelaskan bahwa kalimat ini tidak hanya ringan untuk diucapkan tetapi memiliki nilai pahala besar di sisi Allah. Dzikir tersebut mencerminkan kecintaan dan penghambaan total kepada Allah SWT.
Waktu Terbaik Mengucapkan Subhanallah dalam Kehidupan Sehari-hari
Kalimat "Subhanallah" (سُبْحَانَ ٱللّٰه) merupakan bentuk tasbih yang bermakna menyucikan Allah dari segala kekurangan. Pengucapannya tidak hanya memiliki dimensi ibadah tetapi juga spiritual dan psikologis. Terdapat beberapa waktu utama dalam sehari yang dianjurkan untuk membacanya.
Menurut buku “Fiqh Dzikir” , kalimat "Subhanallah" dapat diucapkan dalam berbagai keadaan:
- Saat melihat keindahan alam atau ciptaan Allah.
- Saat terkagum atau terheran atas peristiwa yang mengejutkan.
- Setelah shalat sebagai bagian dari dzikir harian (33 kali bersama tahmid dan takbir).
- Ketika ingin menyucikan Allah dari sesuatu yang tidak pantas disandarkan kepada-Nya.
Menurut Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, membaca "Subhanallah" sebanyak 33 kali setelah shalat fardhu merupakan amalan dzikir yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Amalan ini menjadi bagian dari dzikir tasbih, tahmid, dan takbir yang disebut “dzikir ba’da shalat.”
QnA Seputar Subhanallah
1. Apa arti kalimat “Subhanallah”
?“Subhanallah” artinya Maha Suci Allah. Kalimat ini digunakan untuk menyucikan Allah dari segala kekurangan, serta mengagungkan kebesaran-Nya atas semua ciptaan dan ketetapan-Nya.
2. Kapan sebaiknya kita mengucapkan “Subhanallah”?
Kalimat ini dianjurkan dibaca saat melihat sesuatu yang menakjubkan, menyadari kebesaran ciptaan Allah, atau saat berdzikir. Rasulullah ﷺ juga menganjurkan membaca “Subhanallah” sebanyak 33 kali setelah salat fardu.
3. Apakah keutamaan membaca “Subhanallah”?
Membaca “Subhanallah” termasuk dzikir yang ringan di lisan namun berat pahalanya di timbangan amal. Dalam hadits disebutkan, dzikir seperti “Subhanallah” dapat memenuhi langit dan bumi dengan pahala kebaikan.
4. Apakah “Subhanallah” sama dengan “Alhamdulillah” dan “Allahu Akbar”?
Ketiganya termasuk kalimat dzikir yang dianjurkan, namun memiliki makna berbeda. “Subhanallah” berarti Maha Suci Allah, “Alhamdulillah” berarti Segala Puji Bagi Allah, dan “Allahu Akbar” berarti Allah Maha Besar. Ketiganya dianjurkan dibaca masing-masing 33 kali setelah salat.
5. Bagaimana cara mengamalkan dzikir “Subhanallah” dalam keseharian?
Kita dapat mengucapkan “Subhanallah” saat teringat kebesaran Allah, ketika melihat pemandangan indah, saat terhindar dari keburukan, atau saat berdzikir setiap pagi dan petang. Dzikir ini dapat menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.