Liputan6.com, Jakarta - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat memengaruhi organ lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.
TBC menyebar melalui udara ketika seseorang dengan TBC aktif batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Lalu, bagaimana kiat mencegah penularan TBC?
Pencegahan TBC memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Selain pengobatan dini bagi penderita TBC, vaksinasi BCG pada bayi juga memberikan perlindungan sejak dini. Masyarakat juga bisa berperan dengan meningkatkan kesadaran tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan TBC. Dukungan kepada penderita TBC selama pengobatan juga sangat berarti.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC:
1. Hindari Kontak Dekat dengan Penderita TBC Aktif
TBC menular melalui udara, terutama melalui droplet yang dikeluarkan saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Oleh karena itu, membatasi kontak fisik dan berada di ruangan tertutup dengan penderita TBC aktif sangat penting. Jika ada anggota keluarga atau kerabat yang menderita TBC aktif, usahakan untuk menjaga jarak, terutama saat mereka batuk atau bersin.
Jika memungkinkan, pisahkan ruang tidur dan pastikan penderita menggunakan masker. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penularan bakteri TBC. Selain itu, penting juga untuk memastikan ventilasi yang baik di dalam rumah.
Dengan menjaga jarak dan memastikan sirkulasi udara yang baik, risiko penularan TBC dapat dikurangi secara signifikan. Hal ini penting terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
2. Gunakan Masker di Tempat Umum
Memakai masker, terutama di tempat umum yang ramai seperti transportasi umum, pasar, atau pusat perbelanjaan, dapat mengurangi risiko menghirup droplet yang mengandung bakteri TBC. Hal ini berlaku baik bagi penderita TBC maupun orang sehat untuk melindungi diri dari penularan.
Penggunaan masker menjadi semakin penting di tengah pandemi COVID-19, yang juga menular melalui droplet. Dengan memakai masker, kita tidak hanya melindungi diri dari TBC, tetapi juga dari penyakit pernapasan lainnya.
Pilihlah masker yang sesuai dengan standar kesehatan dan gunakan dengan benar untuk efektivitas maksimal. Masker kain dapat menjadi pilihan, namun masker medis seperti masker bedah atau N95 memberikan perlindungan yang lebih baik.
3. Jaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri TBC. Menjaga kebersihan lingkungan juga membantu mengurangi risiko penularan. Pastikan ruangan berventilasi baik untuk mengurangi konsentrasi bakteri di udara.
Selain mencuci tangan, hindari menyentuh wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, dengan tangan yang kotor. Biasakan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja, dan telepon.
Kebersihan lingkungan juga mencakup pengelolaan sampah yang baik dan memastikan ketersediaan air bersih. Lingkungan yang bersih dan sehat akan membantu mengurangi risiko penyebaran berbagai penyakit, termasuk TBC.
4. Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Tubuh yang sehat dengan sistem kekebalan yang kuat lebih mampu melawan infeksi, termasuk TBC. Konsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, olahraga teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Pastikan asupan nutrisi yang cukup, terutama vitamin dan mineral yang penting untuk fungsi kekebalan tubuh. Konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak secara teratur.
Selain itu, kelola stres dengan baik dan hindari paparan polusi udara yang berlebihan. Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan membantu melindungi diri dari berbagai penyakit infeksi.
5. Vaksinasi BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) direkomendasikan, terutama untuk anak-anak, untuk mencegah TBC. Orang dewasa yang belum divaksinasi dan tinggal di lingkungan berisiko tinggi juga disarankan untuk mendapatkan vaksin ini. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda perlu mendapatkan vaksin BCG.
Vaksin BCG memberikan perlindungan terhadap TBC berat pada anak-anak, seperti meningitis TBC. Vaksin ini biasanya diberikan saat bayi berusia 0-2 bulan.
Meskipun vaksin BCG tidak memberikan perlindungan seumur hidup, vaksin ini tetap merupakan langkah penting dalam mencegah TBC, terutama pada kelompok usia rentan.
6. Pengobatan yang Tepat dan Tuntas
Jika Anda didiagnosis menderita TBC, sangat penting untuk mengikuti pengobatan yang diberikan oleh dokter secara teratur dan tuntas, meskipun gejala sudah hilang. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap obat dan menyebabkan infeksi yang lebih parah.
Pengobatan TBC biasanya berlangsung selama 6-9 bulan dengan kombinasi beberapa jenis obat. Penting untuk mematuhi jadwal minum obat dan tidak melewatkan dosis.
Jika mengalami efek samping dari obat, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
7. Kenali Gejala dan Segera Periksa ke Dokter
Gejala TBC meliputi batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu (kadang disertai darah atau dahak), nyeri dada, demam, keringat malam, penurunan berat badan drastis, dan hilangnya nafsu makan. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Deteksi dini TBC sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan peluang kesembuhan. Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda memiliki gejala yang mencurigakan.
Semakin cepat TBC terdiagnosis dan diobati, semakin baik pula prognosisnya. Jangan tunda pengobatan karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius.
Dengan menerapkan kiat-kiat di atas, kita dapat membantu mencegah penularan TBC dan melindungi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat dari penyakit ini. Pengendalian TBC memerlukan kerjasama dari semua pihak untuk menciptakan Indonesia yang sehat dan bebas TBC.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence